Perintah berpuasa akhirnya diturunkan..
Allah SWT akhirnya menurunkan perintah berpuasa. Tidak selama 13 tahun di mekah, tidak selama 17 bulan di Madinah. Allah SWT menjelaskan kepada kita bahwa untuk berjihad diperlukan kekuatan, dan kekuatan ada di dua dimensi yang berbeda. Satu yaitu kekuatan eksternal dan yang kedua adalah kekuatan internal.
Perintah berpuasa diturunkan supaya kita dapat memperoleh kekuatan internal dari Allah SWT. Sehingga apabila kita bertempur melawan musuh (berjihad), kita bertempur tidak hanya dengan kekuatan eksternal, namun juga dengan kekuatan internal. Dan umat Islam selalu dapat mengalahkan musuhnya sekuat apapun juga, selama kekuatan internal, kekuatan spiritual yang langsung berhubungan dengan Allah SWT, ada dalam diri mereka.
Hal ini dapat menjelaskan mengapa mujahidin selalu dapat mengalahkan musuh-musuhnya, padahal lawan mereka memiliki persenjataan dan perlengkapan yang jauh lebih hebat dari mereka. Bukan hanya di Afganistan, tapi di seluruh dunia, para mujahidin tidak dapat dengan mudah ditaklukkan. Tidak pernah di belahan dunia manapun juga musuh-musuh Islam dapat dengan mudah menaklukkan para mujahidin yang memiliki iman dan kekuatan internal yang kokoh. Selalu, ketika Islam dikalahkan, hal itu diawali dengan kerusakan iman dan lemahnya kekuatan internal.
Berpuasa merupakan ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah SWT. Bahasa yang digunakan oleh Allah SWT untuk menunjukkan hal ini sungguh sangat intim, "Bila kau berpuasa, kau berpuasa untuk Ku". Bila kita berpuasa kita berpuasa langsung untuk Nya.
Puasa Ramadhan mengetuk pintu-pintu hati kita, Ia datang tidak hanya menghubungkan kita langsung kepada Allah SWT, namun juga membersihkan kita sebersih-bersihnya. Puasa Ramadhan menjadikan diri kita menjadi muslim yang tak ternilai harganya. Kemarin diri ini bisa dibeli hanya dengan seonggok rupiah, sepercik harta duniawi, bahkan sekilas kepuasan semu, puasa Ramadhan pun tiba dan menjadikan diri ini tidak bisa dibeli bahkan dengan satu gunung emas sekalipun. Sungguh, hal ini merupakan sebuah pencapaian yang sangat luar biasa besarnya.
Puasa Ramadahan mengetuk pintu-pintu hati kita. Bila sebuah panah dipatahkan tentunya hal itu sangatlah mudah, tetapi bagaimana bila ribuan panah menjadi satu? Puasa Ramadhan, memberikan rasa kebersamaan yang kuat bagi kita, di sebuah keluarga, di sebuah desa, di satu wilayah, di seluruh dunia. Setiap muslim berpuasa, dan rasa kebersamaan itu muncul di hati-hati kita. Bulan yang menjadikan kita satu. Tidak hanya ribuan, bahkan jutaan panah menjadi satu, dan itu merupakan kekuatan.
Untuk melawan sesuatu, bertempur setiap harinya, kita membutuhkan lebih daripada kebersamaan. Ketika kita melawan, kita butuh daya tahan. Dan ketika kita berpuasa, kita selalu belajar untuk menahan diri setiap waktunya, setiap harinya. Puasa Ramadhan mendisiplinkan kita, dimana kualitas daya tahan dan kesabaran menjadi sempurna.
"Bila kau bisa berpuasa untuk Ku dari subuh hingga tenggelamnya matahari. Menahan nafsumu dengan puasa hari demi hari, maka mengapa kau tidak bisa hidup untuk Ku ?"
Ia mengubah umat Muhammad SAW pada saat itu menjadi orang-orang yang hidup hanya untuk Sang Maha Hidup. Bila kita korelasikan di kehidupan saat ini, bisakah kita meninggalkan semua yang dilarang Nya, untuk kemudian hidup untuk Nya ?