Perkembangan era digital yang semakin pesat, tantangan dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa menjadi semakin kompleks. Pendidikan anak usia dini memegang peranan krusial sebagai fondasi perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak. Namun, di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, banyak orang tua yang tanpa sadar mengabaikan pentingnya stimulasi dini bagi putra-putri mereka. Di sinilah peran vital mahasiswa sebagai agen perubahan masyarakat menjadi sorotan.
Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) telah mengambil langkah berani untuk menjawab tantangan ini. Melalui inovasi yang memadukan kreativitas, teknologi, dan kepedulian lingkungan, mereka menciptakan sebuah solusi yang tidak hanya berfokus pada anak-anak, tetapi juga melibatkan peran aktif orang tua dalam proses pembelajaran. Inilah kisah inspiratif tentang bagaimana sebuah ide sederhana dapat bertransformasi menjadi gerakan yang membawa dampak signifikan bagi masyarakat.
Sekelompok mahasiswa dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) telah berhasil mengimplementasikan inovasi buku interaktif KriyaVidya 4.0, yang bertujuan menstimulasi kemampuan pra-literasi dan pra-numerasi anak usia dini, serta meningkatkan kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak usia dini. Program yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini telah sukses terlaksana di Perumahan Indraprasta, Desa Mlaten, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.
Tim mahasiswa yang terdiri dari Wina Dwi Mareta, Naura Tsabitah Azzura HR, Syakilla Dewinta Nur Cahyani, Rendy Maulana Yaqin, dan Rahmania Zadira, mengungkapkan bahwa fokus utama mereka adalah memperkenalkan konsep dasar pra-literasi dan pra-numerasi melalui aktivitas yang menyenangkan dan sesuai tahap perkembangan anak.
"Kami merancang aktivitas yang merangsang keterampilan dasar seperti pengenalan huruf dan angka, pengembangan kosakata, pemahaman konsep kuantitas, dan pola-pola sederhana. Semua ini dilakukan melalui permainan dan kegiatan kreatif, bukan pengajaran formal," jelas Wina Dwi Mareta, ketua tim.
Data awal menunjukkan bahwa 80% anak-anak di Perumahan Indraprasta lebih suka bermain gadget daripada melakukan aktivitas yang mendukung perkembangan pra-literasi dan pra-numerasi. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kurangnya pemahaman orang tua tentang pentingnya stimulasi dini.
Menghadapi tantangan ini, tim KriyaVidya 4.0 merancang program yang melibatkan orang tua secara aktif. Mereka mengadakan workshop dan sesi konsultasi untuk orang tua, menjelaskan pentingnya stimulasi pra-literasi dan pra-numerasi pada anak usia dini.
Keberhasilan program ini terlihat dari peningkatan signifikan dalam minat anak terhadap aktivitas yang mendukung pra-literasi dan pra-numerasi. Data pasca-program menunjukkan peningkatan partisipasi anak dalam kegiatan bercerita sebesar 70% dan kegiatan eksplorasi pola dan bentuk sebesar 60% dibandingkan sebelum program dilaksanakan.
Hj. Dwi Siswarini, S.H., Kepala Desa Mlaten, menyambut baik hasil program ini. "Kami melihat perubahan positif dalam cara orang tua berinteraksi dengan anak-anak mereka. Banyak yang sekarang lebih memahami pentingnya stimulasi dini melalui kegiatan sehari-hari," ujarnya.
Tim mahasiswa Unesa berharap keberhasilan implementasi KriyaVidya 4.0 ini dapat menjadi model untuk program serupa di daerah lain. Mereka juga berencana untuk melanjutkan program ini secara mandiri dan berkelanjutan, bekerja sama dengan pihak desa dan posyandu setempat.
Kesuksesan program ini menunjukkan bahwa pendekatan yang melibatkan baik anak-anak maupun orang tua, dengan fokus pada stimulasi pra-literasi dan pra-numerasi yang sesuai usia, dapat memberikan dampak positif dalam perkembangan anak usia dini. Diharapkan, inisiatif seperti ini dapat terus didukung dan dikembangkan untuk mempersiapkan anak-anak menghadapi tahapan pendidikan selanjutnya dengan lebih baik.