Lihat ke Halaman Asli

Rendra Trisyanto Surya

I am a Lecturer, IT Auditor and Trainer

Komputer, Teknologi Informasi atau Sistem Informasi? (Dari Catatan Kuliah PTI)

Diperbarui: 17 Oktober 2015   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="(Keterangan Photo: Suasana mahasiswa Politeknik Negeri Bandung/POLBAN yang sedang belajar mata kuliah Komputer dan Teknologi Informasi / Photo by: Rendra Tris Surya)"][/caption]

 

Di kampus saya, mahasiswa semester pertama yang masih terlihat kaku, lugu-lugu dan culun itu, belajar salah satu mata kulah yang saya ajarkan, yaitu “Pengantar Teknologi Informasi/PTI. Mata kuliah ini saya ajarkan lebih dari 20 tahun. Banyak perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu panjang tersebut, apalagi menyangkut teknologi komputer sebagai salah satu teknologi yang paling pesat perkembangan dan perubahannya akhir-akhir ini. Perubahan yang terjadi terkadang bisa dalam bilangan bulan tersebut, membuat banyak mahasiswa kemudian menjadi bingung dan gagap mengikuti mata kuliah ini, termasuk ketika diminta membedakan definsi Komputer, Teknologi Informasi dan Sistem Informasi, yang seringkali dipahami secara interchangeble (terbalik-balik).

 

Pada mulanya di era tahun 1980-an, saat saya pertama kali mengenal teknologi ini, memang yang ada hanya KOMPUTER saja, yaitu suatu sistem perangkat elektronik yang dapat menerima data (input), mengolahnya sedemikian rupa dengan kecepatan dan presisi yang tinggi, lalu menghasilkan output (informasi) untuk pemakai yang sedang menggunakan komputer tersebut (tidak bisa memanfaatkannya dari jarak jauh). Pada era itu, komputer bekerja sendiri (stand-alone). Belum ada teknologi saat itu yang dapat menghubungkan satu komputer ke komputer lain yang jaraknya berjauhan, baik berbentuk jaringan lokal (LAN/local Area Network) apalagi Internet sebagaimana sekarang ini.

Maka mata kuliah yang saya bina itu dinamakan (saa itu) dengan “Pengantar Komputer”. Bagi mahasiswa jurusan Akuntansi dan Tata Niaga (Commerce), tampaknya istilah Komputer terlalu teknikal sehingga kurang pas dengan tujuan kurikulum. Oleh karena itu, atas saran konsultan Bank Dunia yang waktu itu ikut mendirikan, menyusun dan mengembangkan kampus pendidikan tinggi vokasional ini. Maka beberapa tahun kemudian nama matakuliah tersebut diubah menjadi “Pengantar Electronic Data Processing. Maksud para tim pengubah kurikulum ini mungkin, agar mahasiswa jurusan non teknik ini lebih diajarkan ke arah aplikasi dari Komputer tersebut, daripada aspek teknisnya.

“Electronic Data Processing/EDP” sering diartikan dengan suatu aplikasi/software. Karena memang fungsi software jenis aplikasi ini ya itu, untuk mengolah data menjadi informasi. Sehingga di beberapa kampus, mata kuliah “Pengantar Komputer” atau sekarang dikenal dengan “Pengantar Teknologi Informasi” ini, diterjemahkan oleh para dosennya dengan melulu hanya diisi oleh praktek di lab komputer untuk menjalankan software aplikasi dasar seperti Microsoft Office. Padahal, objektif mata kuliah ini jauh dari sekedar mengenal software MS Office. Tujuan mata PTI lebih kepada memberikan wawasan perkembangan Teknologi Komputer dan TI yang berkembang dengan pesat tersebut, serta memahami apa manfaatnya bagi masyarakat modern dewasa ini, khususnya dalam mendukung kegiatan bisnis di perusahaan.

****

Akhirnya, karena komputer berkembang semakin cepat, beragam dan canggih hingga kemudian dapat disatukan dengan teknologi telekomunikasi. Maka lahirlah istilah yang sekarang kita kenal dengan Teknologi Informasi. Banyak juga definisi tentang TI ini. Tapi kira-kira maksudnya adalah, segala perangkat elektronik (termasuk tentu komputer), yang dapat mengolah, menyebarkan dan menyajikan informasi meskipun jaraknya berjauhan.

Di era tahun 2000-an, kemudian kita melihat perkembangan Internet dengan fenomenanya sendiri, dan begitu banyak Handphone digunakan dan dapat terhubung ke Internet. Dengan demikian, ruang lingkup Teknologi Informasi tidak hanya Komputer, tapi juga mencakup HP, Internet, Televisi, Radio, FAX, dan berbagai alat elektronik lain yang dapat menyajikan informasi. Untuk mengantisipasi perubahan dan perkembangan tersebut, akhirnya mata kuliah ini pun diubah lagi namanya, menjadi “Pengantar Teknologi Informasi”. Dengan cakupan pengajaran teori lebih banyak yaitu sekitar 70%, dan praktek cukup 30% saja. Karena pada semester pertama, lebih penting memotivasi mahasiswa mengenal dunia TI secara lengkap daripada melakoninya. Lagipula, hampir semua sekolah mulai dari tingkat SMP dan SMA diberikan pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi, yang notaben isinya adalah praktek menggunakan Software Micirosoft Office belaka). Dengan demikian, mata kuliah PTI di kampus harusnya lebih  bersifat konseptual dan meluas seiring dengan meluasnya penggunaan Teknologi Informasi tersebut dewasa ini.

Cakupan bahan pengajaran teori Teknologi Informasi yang kini semakin luas tersebut, seringkali membingungkan dan dirasakan sebagai beban bagi mahasiswa-mahasiswa remaja yang baru mulai mengenal dunia kampus, yang sarat ilmu tapi selalu terbatas oleh waktu untuk mempelajarinya. Buku referensi yang digunakan dalam mata kuliah PTI, berjudul “Introduction to Information Technology”, karangan Turban/Rainer dan Potter yang tebalnya sekitar 750 halaman itu, saya “paksakan” untuk dipahami para remaja tersebut dalam satu semester. Buku ini sebenarnya menarik, karena Turban tidak terlalu fokus membahas Teknologi Informasi dari sisi teknikal. Melainkan dari sisi manfaat dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari dan di dunia bisnis secara begitu luas dan lengkap dengan basis Internet seperti E-Business, E-Commerce, E-Learning, Portal, Mobile Online dan sebagainya. Suatu pendekatan yang tentu saja sesuai dengan jurusan mahasiswa Akuntansi yang saya ajarkan ini.

Kadang mahasiswa terlihat antusias berlebihan pada topik bahasan tertentu, akan tetapi terkadang tampak pasrah dan apatis di topik yang sulit dipahaminya. Ketika saya membahas tentang “Perekonomian Digital” (Digital Economic) misalnya. Tampak mereka antusias karena mereka telah menjadi bagian dari kegiatan tersebut jika dibahas contoh-contoh konkrit yang sering melakukan traansaksi dengan Internet Banking, SMS Banking, ATM, transaksi pembelian melalui E-Commerce dan sebagainya. Beda misalnya, ketika saya membahas bab-bab lain yang lebih spesifik ke aplikasi TI di perusahaan besar. Seperti membahas pengenalan "Rantai Pasokan" (Peran TI dalam Supply Chain), Sistem Informasi Terpadu “ERP System” hingga ke CRM (Peran TI dalam Customer Resources Management). Tampak mereka mulai kebingungan! Apalagi ketika kemudian masuk ke pembahasan mengenai bab “Sistem Antar-Organisasi dan Informasi Global”, “Sistem Pendukung Manajerial” daan kemudian “Manajemen Data dan Pengetahuan”, yang kesemuanya sebenarnya merupakan materi dasar penerapan TI, sebagaimana terdapat dalam buku Pengantar TI karangan Turban cs tersebut.

 

Lho, kok mahasiswa Indonesia tidak bisa memahami topik-topik ini? Bukankah ini hanya membahas pengenalan saja? Lalu saya sempat berpikir, apa pengarang buku ini (Turban cs) tidak salah memasukkan bab-bab “berat” tersebut ke mata kuliah ini yang dikonsumsi oleh mahasiswa semester pertama suatu Perguruan Tinggi?

 

Belakangan saya baru paham, bahwa mahasiswa tidak pernah diajarkan ketika pelajaran TIK sewaktu di SMA, mengenai konsep Sistem Informasi. Karena aplikasi TI dalam bidang bisnis tersebut pada intinya adalah bagaimana menggunakan informasi untuk kegiatan bisnis. Informasi tersebut berasal dari berbagai Sistem Informasi Bisnis yang ada di perusahaan yang dibutuhkan manajer, mulai dari level operasional hingga ke level Top Management. Ada ketidak-sinambungan antara pejalaran TIK di SMA (yang terlalu fokus ke praktek itu), dengan Perguruan Tinggi (yang meluas). Beda dengan di Amerika Serikat sana, tempat dimana buku pegangan PTI ini dilahirkan.

Dan tentu saja, yang terjadi kemudian, mahasiswa menjadi bingung. Karena mereka juga belum paham bagaimana sebenarnya proses bisnis di perusahaan sebagaimana yang diuraikan oleh Turban dalam bukunya tersebut. Tapi, kok di Amerika Serikat, buku ini diajarkan pada semester pertama? Apakah mahasiswa semester pertama di Amerika belajar sendiri mengenai proses bisnis? Atau, karena etos belajar mandirinya yang lebih kuat, sehingga mampu belajar berbagai materi pendukung secara cepat (fast learner)? ? Atau, ini suatu bukti lain yang menunjukkan: link antara kurikulum pendidikan menengah (SMA) di sana lebih nyambung dengan Perguruan Tinggi-nya?

***

 

Tanpa sempat saya memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Saya kemudian dalam tahun-tahun berikutnya mencari buku referensi tambahan lain yang terbaru, dan menemukan buku tentang Pengantar Teknologi Informasi menarik lain, dengan judul “Discovering Computers 2010: Living in Digital World” karangan Gary B.Shelly dan Misty E.Vermaat. Buku edisi ke lima belas ini terdiri dari 850 halaman. Uniknya, tidak lagi menggunakan istilah “Teknologi Informasi”, melainkan kembali ke istilah awal dulu, yaitu menggunakan istilah “Computers”. Jika dilihat isinya, sebenarnya membahas tidak saja mengenai Komputer namun juga mencakup Teknologi Informasi sebagaimana trend perkembangan sekarang. Tampaknya Gary membuang pembahasan bab-bab mengenai aplikasi TI di perusahaan besar, yang seringkali susah dipahami oleh mahasiswa semester pertama tersebut. Akhirnya saya pun paham, mungkin mahasiswa semester pertama belum perlu diberikan topik-topik “Pengantar” yang terlalu luas mencakup konsep otomatisasi proses bisnis di perusahaan manufaktur. Meskipun aplikasi TI di bidang bisnis dewasa ini kenyataannya memang demikian. Barangkali lebih tepat aplikasi bisnis yang canggih tersebut diajarkan di semester selanjutnya saja.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline