Lihat ke Halaman Asli

Rendra Manaba

Pegiat Kreatifitas

Di Balik Peristiwa AirAsia QZ8501, Bangkitlah Kekuatan Produk Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14214351031747718428

Peristiwa tragis kembali terjadi dipengujung tahun 2014 yang sangat memukul serta memilukan bagi sejarah transportasi udara bangsa ini. Pesawat Air Asia QZ8501 penerbangan dari Surabaya dengan tujuan ke Singapura menggunakan pesawat Airbus A320-200 yang mengangkut penumpang dan seluruh awak pesawat berjumlah 162 orang. Hanya selang beberapa menit saja, setelah pilot berkomunikasi dengan menara ATC Indonesia kemudian kehilangan kontak dan lenyap dari pantauan Air Traffic Controlle (ATC). Kejadian yang menyedihkan dan membawa duka sangat mendalam baik bagi seluruh keluarga korban, maskapai Air Asia, Pemerintah, rakyat Indonesia maupun masyarakat internasional.

Sekian banyaknya media yang memberitakan peristiwa tragis tersebut kini menjadi headline dengan terus mengangkat berita penyebab kecelakaan, siapa yang harus bertanggung jawab serta membentuk opini sendiri yang seakan-akan menyudutkan perusahaan, pihak ATC, lembaga negara bahkan beberapa media yang memberitakan pun, kini menjadi sorotan masyarakat akibat pemberitaan yang tersiar tidak berdasar dan abu-abu. Kita bisa saksikan kesedihan yang sangat menguras emosi, energi, waktu dan materi dari semua pemberitaan yang ada. Namun disisi lain juga melahirkan kebanggaan bagi bangsa ini dengan pembuktian akan kecanggihan teknologi tinggi dari produk buatan Indonesia.

Momen peristiwa hilangnya Pesawat Air Asia QZ8501 dapat menumbuhkan semangat bagi para kreator anak bangsa untuk terus berkarya dan menjadi produktif serta masiv dalam mengembangkan industri kreatif. Khususnya teknologi tinggi yang menjadi solusi sipil dan militer bagi transportasi udara, maritim dan darat. Selain mendapat pujian dari dunia internasional sebagai tim SAR terbaik di asia, BASARNAS juga telah mengukir sejarah baru sebagai tim SAR tercepat di dunia dalam menemukan korban dan lokasi kecelakaan pesawat. Selain itu, yang sangat membanggakan bagi bangsa ini adalah produk buatan Indonesia yang diproduksi oleh PT. Dirgantara Indonesia dan PT. PAL Indonesia kini menjadi perhatian publik baik nasional maupun internasional.

Kita dapat saksikan secara langsung kehebatan dari Helikopter Dauphin AS-365 N3, Pesawat CN-295 dan Kapal LPD-593 KRI Banda Aceh yang begitu tangguh dalam proses pencarian bangkai dan puing-puing Pesawat Air Asia QZ8501 serta telah mengevakuasi beberapa jenasah korban kecelakaan yang ditemukan dilaut. Walaupun cuaca sangat ekstrim terus menghantam perjuangan para tim SAR Indonesia bersama dengan para relawan dari negara sahabat, namun semua itu tak mengurung semangat dan nyali dari tim SAR Indonesia. Dibalik jasa besar dari tim personil BASARNAS dan Militer serta Kepolisian Republik Indonesia, kecanggihan produk buatan Indonesia juga menjadi bintang dan mendapat apresiasi tinggi dari dunia internasional.

[caption id="attachment_364761" align="aligncenter" width="457" caption="Helikopter AS365N3 Dauphin untuk Basarnas dalam hanggar PTDI (photo soloblitz)"][/caption]

Sosok Helikopter berwarna orange jenis Dauphin AS-365 N3 yang ikut diturunkan dalam misi kemanusiaan mencari Air Asia QZ8501 dan para korban itu adalah produk buatan anak bangsa. Direktur Teknologi dan Pengembangan PT. Dirgantara Indonesia Andi Alisyahbana mengungkapkan bahwa kita telah menghasilkan produk luar biasa yang tidak kalah bersaing dengan produk asing. Jika melihat Dauphin AS-365 N3 bakal teringat dengan helikopter yang ada di serial film Baywatch yang tenar di tahun 90-an. Karena memang helikopter ini sesuai dengan standar SAR dan merupakan salah satu helikopter terbaik di dunia.

Helikopter sejenis sudah digunakan diberbagai instansi dunia mulai dari sipil hingga kemudian terwujud dalam varian militer. Dan Salah satu pengguna utama AS-365 Dauphin adalah US Coast Guard. Dauphin dilengkapi dengan peralatan canggih, seperti peralatan hoist untuk mengevakuasi korban. Selain itu ada radar cuaca untuk operasi SAR, juga dilengkap dengan sensor infra merah atau forward looking infrared camera. Kerja sensor bisa mendeteksi hawa panas di laut, sehingga jika pada malam hari bisa mendeteksi tubuh manusia yang ada didalam air.

[caption id="attachment_364762" align="aligncenter" width="454" caption="CN295 foto A. Muniz Zaragueta airliners.net"]

14214352401014733360

[/caption]

Pesawat CN-295 merupakan pengembangan dari CN-235 yang memiliki tingkat keandalan dan dukungan operasional tinggi dan terbukti di medan pertempuran serta sukses dalam misi berkondisi panas, padang pasir, maritim serta kondisi dingin atau es. Ia juga dilengkapi dengan highly integrated avionics system (HIAS), sistem avionik terpadu modern berdasarkan thales topdeck avionics. Ciri lain CN-295 adalah kopkit kaca pesawat terdiri dari empat matriks liquid crystal display berukuran besar 6 x 8 inci, kompatibel dengan kacamata malam hari.

Sistem avionik terintegrasi dengan layar multifungsi untuk memperbaiki kesadaran situasional bagi pilot serta mengurangi beban kerja pilot dan meningkatkan efektifitas misi. Pesawat ini juga memiliki alat perlindungan diri dilingkungan berbahaya berupa pelindung kopkit, perangkat untuk mendeteksi radar (RWR), misil (MAWS) dan laser (LWS) serta memberitahukan kepada pilot untuk melepaskan bunga api (flare dispenser). Pungkas Andi Alisyahbana.

CN-295 juga mempunyai pilihan kapasitas mengisi bahan bakar ditengah penerbangan. Pesawat ini memberikan tingkat fleksibilitas yang luas dan memenuhi kebutuhan kinerja dengan biaya murah, sehingga menurunkan risiko ketika beroperasi yang dijalankan dengan waktu pengubahan konfigurasi tercepat. Alat angkut udara ini juga mampu lepas landas dan mendarat dilandasan pendek, tidak beraspal atau short take off and landing (STOL) dan landasan yang tidak dipersiapkan (CBR 3). CN-295 dirancang sebagai pesawat segala misi baik pertahanan maupun sipil seperti; misi kemanusiaan, patroli maritim, pengawasan lingkungan dan hutan serta misi lainnya.

Transportasi personil dan kargo hingga evakuasi korban, komunikasi serta mempunyai kemampuan menurunkan logistik dari udara, dapat terbang rendah dan membawa beban sampai 9 ton dengan kecepatan jelajah normal 260 knots (480 km/jam) serta kapabilitas air-dropping tersertifikasi. Pesawat CN-295 buatan Indonesia ini merupakan generasi baru dengan perpaduan teknologi sipil dan militer yang mendukung suksesnya misi-misi taktis, berkemampuan untuk menambah peralatan-peralatan yang jauh lebih maju di masa depan serta mempunyai kemampuan menyesuaikan diri di wilayah udara apapun.

[caption id="attachment_364763" align="aligncenter" width="443" caption="foto by palingaktual.com"]

1421435408213540704

[/caption]

Sementara KRI Banda Aceh adalah salah satu kapal perang milik Indonesia yang berjenis armada pendukung. Kapal buatan PT. PAL Indonesia tahun 2011 ini memiliki kemampuan mengangkut pasukan serta kendaraan tempur, termaksuk helikopter. Dalam misi pencarian Pesawat Air Asia QZ8501, KRI Banda Aceh menjadi markas besar atau pusat komando operasi pencarian pesawat berpenumpang 155 dan 7 awak yang kehilangan kontak dan pantauan dari menara ATC Indonesia. Kapal perang KRI Banda Aceh adalah kapal ke empat berjenis LPD yang pembuatannya dilaksanakan di Indonesia dan dikerjakan langsung oleh putra putri Indonesia.

Kapal perang tersebut memiliki spesifikasi panjang 125 meter, lebar 22.044 meter, berat 7.287 ton, memiliki kecepatan maksimum 15 knot, mampu mengangkut 344 personil, 5 helikopter jenis Mi 2/Bel 412, 2 unit LCVP, 3 unit howitzer dan 21 tank. Kapal LPD milik TNI-AL ini juga dipersenjatai dengan kaliber 57 mm dan 2 unit kaliber 40 mm yang di desain untuk memenuhi tugas operasi TNI Angkatan Laut. Diantaranya untuk landing craft carrier 23 unit, untuk pendaratan pasukan, operasi ampibi, tank carrier, combat vehicle 22 unit, tactical vehicle 13 unit dan total embarkasi 507 personil termasuk troop carrier 354 troop, crew, guest dan officer. Selain itu juga digunakan untuk operasi kemanusiaan dan penaggulangan bencana serta mampu berlayar hingga 30 hari secara terus menerus.

Tim SAR Indonesia telah berjuang keras tak kenal waktu dengan Helikopter Dauphin AS-365 N3, Pesawat CN-295 dan Kapal LPD-593 KRI Banda Aceh yang merupakan karya putra putri Indonesia. Dan telah menjawab semua kebuntuan pihak asing dalam proses pencarian dan penemuan para korban, bangkai dan puing-puing Pesawat Air Asia QZ8501 serta kotak hitam yang menjadi kunci penyebab terjadinya peristiwa tragis tersebut, kini telah ditemukan. Indonesia akan terus berusaha menyelesaikan misi kemanusiaan ini untuk menghasilkan kesimpulan yang jelas dan tepat sesuai dengan mandat Presiden Jokowi.

Sudah saatnya bangsa ini berdikari dan serius mengembangkan industri kreatif berteknologi tinggi. Putra Putri Indonesia memiliki kemampuan yang mempuni dengan tingkat kreatifitas yang jauh lebih hebat dari negara lain. Dari peristiwa jatuhnya Pesawat Air Asia QZ8501 yang menjadi perhatian dunia internasional ini telah membuktikan bahwa karya anak bangsa tidak kalah bersaing dengan produk luar negeri yang selama ini di agung-agungkan oleh pihak asing. Mengingat kembali pesan mantan Presiden Republik Indonesia BJ Habibie yang menjadi ruh intelektual bagi generasi muda, agar giat melakukan riset dan kajian pengembangan untuk menghasilkan maha karya demi tanah air Indonesia “bangsa yang kuat adalah bangsa yang berdiri di atas kaki sendiriBangkitlah Kekuatan Produk Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline