Lihat ke Halaman Asli

Jelas, Jalanan Perlu Disoroti oleh Pemerintah

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jelas, Jalanan Perlu Disoroti oleh Pemerintah
Oleh: Rendra Mochtar Habibie


Akhir-akhir ini, kerap sekali kita menjumpai permasalahan yang bertubi-tubi mengenai  kecelakaan. Di mana, penyebabnya beraneka ragam. Salah satunya ialah kerusakan jalan atau kondisi  jalan yang tidak layak dilalui oleh pengendara kendaraan. Memang sungguh sangat disayangkan permasalahan ini. Pemerintah dirasa kurang menyadari dan tidak bersikap tegas atas permasalahan yang mungkin “sepele” ini bagi mereka.

Kalau kita mau mengamati kinerja pemerintah, biasanya pemerintah baru sadar ketika akan menjelang lebaran. Di situ peran pemerintah begitu andil besar di dalamnya. Mereka berlomba-lomba memperbaiki jalanan dengan sebaik mungkin. Nah, dari pernyataan tersebut timbullah pertanyaan. "Mengapa hanya ketika menjelang lebaran saja mereka berlomba-lomba memperbaiki jalanan? Mengapa tidak terjadi pada hari-hari biasa?. Yah, pertanyaan itulah yang terasa nyeletuk dalam hati masyarakat pada umumnya. Tidak hanya itu, kesadaran pemerintah juga baru muncul ketika seringnya terjadi kecelakaan dan adanya komplain dari seseorang mengenai kondisi jalanan. Saat itu, barulah kondisi jalan diperbaiki dengan sebaik-baiknya dengan tujuan agar pengendara selamat dan nyaman dalam penggunaannya. Itu memang bagus dan tidak salah, akan tetapi hanya terlambat saja. Bukankah sebaiknya “sedia payung sebelum hujan”?

Kalau kita mau menilik kebelakang, dulu sempat terjadi kecelakaan oleh salah satu aktor senior, sutradara, dan politikus Indonesia. Ia bernama Sophan Sophian. Beliau tewas dalam kecelakaan saat mengikuti touring Harley Davidson. Pada saat itu, tepatnya di kawasan hutan Widodaren di perbatasan Ngawi, Jawa Timur, dan Sragen, Jawa Tengah, tiba-tiba motor Sophan yang berada ditengah-tengah rombongan terjatuh. Sophan pun juga ikut terjatuh dengan  posisi tertelungkup. "Saat jatuh posisinya tertelungkup. Tak terlihat adanya luka. Kakinya patah dan dari mulutnya keluar darah. Sepertinya luka dalam," ujar peserta Jalur Merah Putih (JMP) 2008 yang saat itu berada di mobil pengawal. Menurut Tri Erika, mobilnya berada di belakang Sophan. Namun, meskipun terhalang beberapa motor lainnya, Tri Erika bisa melihat jelas saat Sophan terjatuh. "Tidak benar kalau ada tabrakan beruntun tiga motor. Pak Sophan jatuh sendiri karena ada lubang sebesar roda motor Harley," tegas Tri.

Nah, dari sedikit pemaparan di atas sudah jelas. Jika seperti itu adanya, maka kesannya pemerintah menunggu korban dulu baru mengkoreksi letak kesalahnnya. Sebaiknya, sikap yang seperti itu dihindari dan segera dialihkan untuk perbaikan sedini mungkin. Permasalahan ini mungkin terlihat sepele bagi mereka. Akan tetapi, sangat mengganggu pengguna jalanan. Oleh karena itu, dengan kejadian yang seperti itu adanya seharusnya pemerintah lebih menyikapi kondisi “jalanan” ini dengan sikap serius dan tegas. Mengingat juga saat ini sedang berlangsung musim penghujan.
.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline