Berawal dari Forum Indonesia Menulis, menginformasikan tentang rekrutmen guru inspirator literasi. Tergerak hati untuk mendaftar, lalu menuliskan sepenggal kisah inspiratif dibidang literasi. Dalam hati masih ada keraguan, sanggupkah saya jika bisa terpilih menjadi bagian guru inspirator literasi?. Tapi, semakin mendalami pertanyaan itu maka kembali pada keyakinan dan niat mengikuti program ini adalah untuk mencari pengalaman, untuk terus belajar dibidang literasi karena proses belajar itu sepanjang hayat, dan untuk menambah jejaring komunikasi dan kekeluargaan bersama guru-guru di Indonesia. Proses akhir rekrutmen itu akhirnya membawa saya menjadi bagian dari program guru inspirator literasi di Provinsi Jawa Barat.
Perjalanan itu ternyata masih panjang, CGIL singkatan dari calon guru inspirator literasi disematkan kepada kami untuk bisa menjalankan tantangan menjadi promotor kegiatan Wisata Literasi Nasional (WLN) untuk bisa mengajak para guru-guru di Jawa Barat untuk tertarik pada dunia literasi.
Perjumpaan awal dalam dunia maya menjadi sapa kami pertama antara CGIL Provinsi Jawa Barat, tak saling kenal, masih asing, tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan banyak hal yang terpikirkan. Pembekalan dari FIM (Forum Indonesia menulis) menjadi pondasi awal kami menyatukan satu suara untuk menyukseskan kegiatan Wisata Literasi Nasional (WLN) Provinsi Jawa Barat. Kesepakatan awal seluruh CGIL menetapkan kegiatan WLN Provinsi Jawa Barat dilaksanakan tanggal 12 Desember 2023 bertempat di Sasana Budaya Ganesha, Bandung.
Pertemuan-pertemuan melalui dunia maya terus intens dilakukan guna terus merekatkan antara seluruh CGIL, mengatur skema, dan memupuk semangat agar terus membara. Pertengahan jalan, saya merasakan kekhawatiran karena belum mencapai target yang ditentukan. Muncul pertanyaan, Bisakah kegiatan ini berlangsung? Ada sedikit rasa putus asa?. Namun semua terlewati dengan keyakinan seluruh CGIL, bahwa kita bisa, kita yakin, dan akan selalu ada jalan.
Perjalanan untuk bisa melabuhkan kapal bernama WLN ke dermaga, terus dipupuk, kita saling bahu membahu, saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Proses kekeluargaan terjalin meski hanya di dunia maya. Saling curhat dengan kondisi di wilayahnya, saling memberi kabar pencapaian yang diusahakanya. Rintangan itu bukan sekedar itu, alam pun ikut menjadi rintangan ketika hujan, petir, gledek membuat mati lampu lalu sinyal hilang, membuat suara menjadi putus-putus menjadikan kendala yang harus kami hadapi bersama.
Waktu kian berjalan mendekati pelaksanaan kegiatan WLN. Dua minggu, satu minggu, bahkan di tiga hari pelaksanaan kegiatan koordinasi terus kami lakukan hingga larut malam. Banyak kekurangan dibagian ini, dibagian itu, disana, dan disini, menjadikan kami harus terus berputar otak alias terus berpikir mencari solusi. Karena kekuatan team, bukti kerjasama kami dapat melewati satu per satu permasalahan tersebut.
Hari pelaksanaan tinggal satu hari, semua CGIL dari berbagai kabupaten di Provinsi Jawa Barat hadir di Bandung. Sapa pertama di dunia nyata akhirnya terjadi, setelah dua bulan hanya bertatap layar saja. Saling tegur, bercanda terjadi diantara kami seakan kita memang sudah saling menggenal. Tak ada canggung, kami saling bercengkrama, bercerita, berdiskusi, saling berkenalan kembali. Riuh kini semakin terasa di penginapan, ada yang sibuk mengatur kamar, ada yang sibuk mencari makan, ada yang sibuk memesan kendaraan untuk ke tempat kegiatan melakukan gladi resik, ada yang baru sampai. Tapi itulah yang membuat keseruan dalam proses menyukseskan kegiatan WLN. Hingga kami berkumpul semua di SABUGA.
Dramapun belum selesai, pemasangan backdrop, pemasangan nomor doorprize, pengumpulan doorprize, penyusunan plakat, dan berbagai hal lainnya. Hal itu membuat kita selesai tepat pada pukul dua belas malam. Cerita belum usai, ada panitia yang kembali ke penginapan namun sudah terkunci, ada handphone yang tertinggal, menelpon penginapan untuk bisa dibuka, ada yang mencari kunci kamar yang dititipkan. Ah, serulah. Banyak cerita disatu hari sebelum kegiatan, kita tertawa bersama.
12 Desember 2023, waktu itu tiba, aku telat terbangun, lihat jam menujukkan pukul 05.30 langsung bergegas mandi, berpakaian yang sudah disiapkan, beres-beres membawa barang yang akan dibawa ke lokasi kegiatan, membeli sarapan, lalu berangkat ke lokasi.
Sasana Budaya Ganesha sudah riuh ramai panitia, peserta sudah mulai berdatangan dari berbagai daerah di Provinsi Jawa Barat, satu per satu para pejabat tokoh publik, tokoh masyarakat penerima Anugerah Literasi Indonesia berdatangan. Kegiatan Wisata Lirerasi Nasional dimulai, dan kegiatan menggalakkan literasi di Provinsi Jawa Barat dideklarasikan bersama-sama, dan kami dinyatakan lulus, hingga CGIL yang diawal disematkan kini beurbah menjadi GIL (Guru Inspirator Literasi).
Dalam kegiatan Wisata Literasi Nasional ini saya makin menyadari bahwa kegiatan literasi bukan hanya sekedar membuat karya, tetapi literasi adalah bagaimana kita membaca situasi dalam menjalin kolaborasi antara semua pihak, membaca permasalahan yang ada untuk menemukan solusi bersama bukan untuk saling menyalahkan, literasi adalah tentang perenungan atau refleksi diri, literasi itu bukan sekedar membaca, bisa lewat bernyanyi, lewat permainan, lewat menonton tayangan dan banyak lainnya.