Lihat ke Halaman Asli

Rendi Ferlita

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNAND

Menyoal Isu Pelecehan dan Penistaan pada Identitas Agama, Islam Ada Apa?

Diperbarui: 17 Juni 2023   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Isu SARA adalah isu yang sensitif bagi mayoritas orang termasuk isu keagamaan. Jadi jangan sesekali "menyulut api di padang ilalang" (meminjam bahasa buku karya Muhammad Iqbal). Kalau tak siap air,maka rumahmu ikut terbakar.

Seperti Holywings tahun lalu yang pernah dengan berani menyulut api itu. Maka tak satupun pemadam kebakaran bisa memadamkannya. Kecuali api itu padam sendiri. Reputasi yang dibangun bertahun-tahun runtuh, tenggelam dalam krisis yang entah kapan kapan pulih. Semua berawal dari kalimat “Alkohol Gratis Muhammad dan Maria” kini berbuai tangisan dan keniscayaan. Promo alkohol gratis untuk yang bernama Muhammad dan Maria oleh Holywings waktu itu telah menuai pro dan kontra. Banyak yang marah dan tidak senang dengan kalimat itu, terutama bagi umat Muslim. Masalahnya nama adalah identitas, simbol atau sesuatu yang melekat pada dirinya Ketika nama disandingkan dengan nilai yang bertentangan maka gejolak pun bisa terjadi yang memicu isu penghinaan atau pelecehan soal agama.

Week menyebutkan Identitas itu merupakan gambaran esensi diri seseorang atau suatu kelompok yang kehadirannya disadari dan diakui oleh orang atau kelompok lain. Identitas dibangun dari proses interaksi yang dinamis antara konteks dan konstruksi. Dalam produk material budaya, identitas digambarkan dalam bentuk makanan, pakaian dan perumahan. Sedangkan produk non material digambarkan dalam bahasa, adat istiadat dan kepercayaan.

Tidak jauh-jauh ambil kasus, seperti kata "Rendang Babi". Rendang adalah produk masyarakat Minang Kabau yang sangat kental dengan nilai-nilai islam, “Adaik Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah”, Maka jelas produk-produk Minang dijamin bersumber dari yang halal.m Sementara "Babi" adalah makanan yang bertentangan atau haram untuk dimakan bagi umat muslim. Jika "Rendang" disandingkan "Babi" maka nilainya sudah bertentangan, dan sebagai orang minang yang memandang rendang sebagai produk makanan dan budaya, tentu tidak akan merestui sandingan itu. Meskipun pada praktiknya memang ada makanan seperti itu.

Isu pelecehan dan penghinaan yang berkaitan dengan keagamaan memang rentan terjadi. Bahkan isu ini juga umum terjadi di berbagai wilayah bahkan negara seperti Denmark, Prancis, Belanda, Jerman, Norwegia dan Italia pernah mendapat aksi protes dan demonstrasi oleh umat muslim akibat menggambar serta memuat karikatur Nabi. Ayang Uktriza Yakin (2018) dikutip dalam Rakyat Merdeka menyebutkan pelecehan terhadap simbol-simbol keagamaan tersebut sangat rentan membakar emosi umat. Mereka memandang melecehkan Nabi berarti melecehkan Islam dan itu tidak bisa ditolerir.

Begitu itu banyak kasus penistaan yang berbagai macam, seperti Holywings memiliki yang memiliki kasus berbeda, namun mereka masih melibat tokoh yang sama. Muhammad dan Maria adalah tokoh besar dalam sejarah dan dianggap sebagai simbol keagamaan, setidaknya Islam, Kristen, bahkan agama lainnya. Nama memang tidak punya agama tapi nama adalah identitas, nama bisa mewakili sebuah agama, nilai-nilai yang dianut, bahkan keyakinan yang dimiliki. Ketika nama dipandang sebagai identitas (lebih dari identitas diri), nilainya sudah tak setara lagi dengan nama lainnya. Maka tak bisa digunakan sembarangan untuk hal semaunya.

Seperti tahun 2020, negara Perancis juga sempat mendapat kecaman dari umat muslim dunia  berujung pada boikot besar-besaran terhadap produk Perancis waktu itu, akibat dari Presiden Perancis mempublikasikan Karikatur Nabi Muhammad dan dipandang sebagai penghinaan atau pelecehan terhadap Islam. Bagi umat muslim, Muhammad adalah wujud yang suci, bahkan wajah, namanya, sifatnya tidak bisa berubah bentuk, berubah makna, berubah nilai. Meskipun di lukis oleh Da Vinci.

"Para ahli hukum Islam sepakat bahwa menggambar, mematung, dan semua bentuk visualisasi Nabi dilarang, apalagi jika sesuatu (lisan maupun tulisan)" kata Yakin dalam Rakyat Merdeka

Minuman Keras dan Muhammad (termasuk Maria) adalah dua nilai yang berbeda dan bertentangan. Apalagi dibarengi dengan "Gratis". Seolah-olah ada kesan menyuarakan "Minuman Keras" sebagai suatu hal biasa untuk diminum, namun sejatinya adalah penghinaan untuk sebagian besar orang. Karena menggunakan nama atau simbol yang diagungkan oleh mereka. Begitu pun Rendang dan Babi, Karikatur dan Muhammad dan berbagai macam isu pelecehan agama tentang identitas.

Agaknya kita harus sadar bahwa “bermain api bisa hangus, bermain air pun bisa basah” setiap apa yang kita keluarkan, sebarluaskan, punya konsekuensi dan resikonya. Kecil-besar kerusakannya tergantung bagaimana kesiapan kita menghadapinya. Mulai hari ini Holywings, Perancis, bahkan kita sebagai umat beragama harusnya bisa belajar banyak soal itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline