Lihat ke Halaman Asli

Rendi Ariyanto Sinanto

Nurse - Health Promotion

Waspada! Bom Waktu dari Resistensi Antibiotik

Diperbarui: 9 Agustus 2024   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Obat Antibiotik (Sumber: Logos Indonesia)

Resistensi antibiotik merupakan masalah yang semakin nyata dan kompleks dalam dunia kesehatan. Penggunaan antibiotik yang sembarangan dan tidak tepat menyebabkan bakteri bermutasi dan mengembangkan kemampuan untuk melawan obat yang biasanya membunuh mereka. Kondisi ini tidak hanya mempersulit pengobatan penyakit menular tetapi juga membahayakan kemajuan kesehatan masyarakat.

Resisten antibiotik adalah ancaman yang seringkali tidak terlihat dan tidak disadari oleh masyarakat luas. Bakteri yang resisten terhadap antibiotik terus berkembang tanpa gejala yang signifikan, hingga akhirnya memicu infeksi yang sulit diobati. Jika tidak ditangani dengan serius, resistensi antibiotik dapat memicu "ledakan" wabah penyakit yang sulit dikendalikan. Sebagai contoh, infeksi yang sebelumnya mudah diobati dapat menjadi fatal, dan mengancam kehidupan banyak orang.

Hal ini mirip dengan bom waktu yang terus berdetak, resistensi antibiotik terus berkembang dan menjadi semakin serius dari waktu ke waktu. Jika tidak ada tindakan pencegahan yang efektif, dampaknya akan semakin meluas dan sulit diatasi.

 

Mengapa Resistensi Antibiotik Terjadi?

Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap munculnya resistensi antibiotik antara lain:

  • Penyalahgunaan antibiotik: Penggunaan antibiotik untuk infeksi virus, seperti flu atau pilek, yang sebenarnya tidak membutuhkan antibiotik. Masyarakat kita terbiasa dengan antibiotik, badan gatal sedikit antibiotik, demam sedikit antibiotik, apapun sakitnya pokoknya antibiotik.
  • Tidak menyelesaikan dosis: Banyak orang berhenti mengonsumsi antibiotik ketika gejala mulai membaik. Padahal, bakteri belum sepenuhnya mati sehingga dapat bermutasi dan menjadi resisten atau semakin kuat alias kebal.
  • Kurangnya pengawasan penggunaan antibiotik: Kurangnya pengawasan terhadap penggunaan antibiotik di fasilitas kesehatan juga memperparah masalah ini. Sebagai contoh peredaran obat antibiotik meskipun harus dengan resep dokter, tak jarang nakes di fasilitas pelayanan kesehatan dapat dengan mudah mengedarkan tanpa resep dokter, baik untuk temannya, keluarganya, bahkan kekasihnya. Hal ini sama dengan mengamankan kotak suara dengan gembok, namun kotak suaranya terbuat dari kardus, yang berarti sia-sia meskipun ada aturan antibiotik didapatkan dengan resep dokter.

 

Dampak Resistensi Antibiotik

Dampak dari resistensi antibiotik sangat luas dan serius, antara lain:

  • Peningkatan angka kematian: Infeksi yang resisten terhadap antibiotik dapat menyebabkan komplikasi serius dan bahkan kematian, terutama pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Peningkatan biaya perawatan: Pengobatan infeksi yang resisten antibiotik membutuhkan waktu yang lebih lama dan penggunaan obat-obatan yang lebih mahal.
  • Kemunduran pencapaian kesehatan: Keberhasilan dalam pengobatan berbagai penyakit infeksi dapat terancam, dan prosedur medis seperti operasi menjadi lebih berisiko.
  • Beban ekonomi: Resistensi antibiotik dapat menimbulkan beban ekonomi yang besar bagi individu, keluarga, dan sistem kesehatan secara keseluruhan.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline