Mempelihara burung kicau adalah salah satu hobi yang banyak digemari oleh kalangan muda hingga tua. Banyak jenis burung yang sering di pelihara, seperti burung lovebird, pleci, anis, murai, dan lain-lain.
Sangat sering burung-burung kicau ini dilombakan pada kontes kicau burung yakni sebuah perlombaan dimana burung-burung kicau dipertandingkan kemerduan dan kesyahduannya dalam berkicau yang dinilai oleh para juri. Pemenang biasanya mendapatkan hadiah uang tunai Kicau
Aceng (46), adalah seorang pedagang sayur dan sembako yang tinggal di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Aceng adalah salah satu orang yang hobi memelihara burung kicau dan melombakannya sejak tahun 2005. Baginya kontes burung kicau hanya untuk bersenang-senang dan sebagai hiburan pelepas penat.
Saat ini ada sekitar 15 ekor burung yang ia pelihara yang terdiri dari berbagai macam jenis burung. Yang paling sering ia lombakan saat ini adalah burung jenis murai, anis, dan lovebird. Beberapa burung-burung itu ia dapat dengan membelinya dari iklan di facebook, terkadang ada yang menawarkannya langsung ke rumah.
Saat ditanya harga burung di pasaran ia mengatakan beragam dan tak menentu. Aceng mengatakan untuk burung lovebird di pasaran biasa dijual dengan harga Rp. 30.000-35.000 yang termahal dapat mencapai angka Rp. 1.500.000. Untuk harga murai ia berkata bisa menembus angka 2 juta rupiah keatas dan untuk harga anak atau trotolan dibandrol dengan harga sekitar Rp. 500.000 hingga Rp. 1.500.000. Untuk sangkarnya sendiri harganya variatif, mulai dari serratus hinga lima juta pun ada. Namun bagi bara penggiat dan peminat dapat membandrol dengan harga yang jauh lebih ekstrim lagi.
Untuk mendapatkan informasi tentang kontes burung kicau, Aceng biasa mendapatkannya dari brosur atau EO (event organizer) yang ada di facebook. Banyak tempat yang ia datangi untuk kontes baik yang dekat maupun yang jauh sekalipun. Pendaftaran dilakukan ditempat dan biayanya berkisar mulai dari Rp. 10.000 hingga Rp. 20.000, terkadang lebih.
Namun kenyataannya ada yang mengikuti kontes namun tidak berbayar “Ada, disebutnya bursa. Digantung tapi gak dapet piala atau hadiah. Kan, kalau di gantung siapa tau ada yang minat, kalau cocok di jual.”
Kontes burung kicau tidak jadi sarana hobi namun juga berfungsi sebagai pusat ekosistem burung kicau. Bursa, tidak menjadikan kontes sebagai ajang kompetisi melainkan sebagai media promosi untuk menjual burung-burung kicau mereka.
Saat ditanya apa yang lebih penting bagi Aceng juara atau menjual burung, Ia menjawab keduanya “Sama, juara seneng apalagi laku mahal. Karena tujuan utamanyamah laku mahal.”