Lihat ke Halaman Asli

Rendi Arfiansyah

Mahasiswa Komunikasi Institut Pertanian Bogor

Budidaya yang Menjadi Mata Pencaharian Warga Desa Kadudampit

Diperbarui: 15 Maret 2023   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sukabumi, 6 Maret 2023. Kadudampit adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Terdapat dua puncak gunung yang secara administrative masuk kedalam kecamatan ini yaitu puncak Gunung Gede dan puncak Gunung Pangrango.

Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani dan buruh tani. Komoditas yang dihasilkan yaitu sawi, pakcoy, dan komoditas utamanya adalah cabai merah. Selain itu, mereka juga memanfaatkan lahan pertanian untuk menanam padi. Padi merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban.

Padi merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Adapun lama waktu panen pada budidaya padi tergantung pada jenis padi yang ditanam dan kondisi lingkungan tempat padi tersebut tumbuh. Menurut Pak Novrel selaku petani Desa Kadudampit, lama waktu panen pada budidaya padi berkisar antara 3 hingga 6 bulan setelah masa tanam.

Waktu panen pada budidaya padi juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti teknik budidaya, curah hujan, suhu, dan kelembaban lingkungan. Kondisi lingkungan yang optimal seperti suhu yang stabil dan curah hujan yang cukup dapat mempercepat masa panen padi. Penting bagi petani Desa Kadudampit untuk memilih varietas padi yang sesuai dengan kondisi lingkungan di Desa Kadudampit dan menerapkan teknik budidaya yang tepat agar dapat menghasilkan panen yang optimal. Terdapat beberapa pilihan teknik pembudidayaan yang sebaiknya digunakan tergantung pada jenis tanaman yang akan dibudidayakan, serta kondisi lingkungan dan sumber daya yang tersedia.

 Teknik pembudidayaan yang umum digunakan oleh para petani di Desa Kadudampit yaitu Budidaya dengan metode organik. Metode ini menggunakan pupuk organik dan pestisida alami untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.  Hidroponik, melibatkan pertumbuhan tanaman di dalam air dan menggunakan nutrisi yang terkontrol untuk meningkatkan hasil panen. Polikultur, melibatkan penanaman beberapa jenis tanaman dalam satu lahan untuk meningkatkan hasil panen, menjaga keberlanjutan lingkungan, dan mengurangi risiko kerusakan tanaman.
 
Budidaya di Desa Kadudampit dapat menjadi mata pencaharian yang menguntungkan bagi penduduk Desa Kadudampit. Ada beberapa alasan seperti yang dikatakan oleh Ibu Erna Sasmita selaku RT setempat dari Desa Kadudampit, mengapa budidaya di Desa Kadudampit dapat menjadi mata pencaharian warga disana. Ketersediaan lahan menjadi salah satu faktornya, Desa Kadudampit umumnya memiliki lahan yang luas dan cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian atau peternakan. Hal ini memungkinkan penduduk Desa Kadudampit untuk mengembangkan usaha budidaya dengan mudah dan memanfaatkan lahan yang ada.

Dalam budidaya yang dilakukan terdapat Biaya Produksi yang Rendah, Biaya produksi budidaya di Desa Kadudampit relatif lebih rendah dibandingkan dengan di kota. Hal ini disebabkan oleh harga tanah yang lebih murah, biaya hidup yang lebih rendah, dan juga adanya sumber daya alam yang mudah diakses seperti air dan udara bersih. Produk pertanian yang dihasilkan dari budidaya di Desa Kadudampit memiliki permintaan pasar yang tinggi, terutama di kota-kota besar. Hal ini dapat memberikan peluang bagi penduduk Desa Kadudampit untuk memasarkan produk mereka dan meningkatkan pendapatan.

Hal ini dapat membuka peluang baru bagi penduduk Desa Kadudampit untuk meningkatkan pendapatan dan mengembangkan usaha mereka. Budidaya di Desa Kadudampit dapat dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, sehingga dapat membantu menjaga kelestarian alam dan memperbaiki kualitas lingkungan.
 
Pemanfaatan potensi budidaya di desa Kadudampit, penduduk desa dapat meningkatkan kesejahteraan mereka dan mengurangi ketergantungan pada sektor industri atau layanan di kota. Namun, untuk berhasil dalam budidaya di desa, diperlukan keterampilan dan pengetahuan yang cukup dalam manajemen usaha dan teknik pertanian atau peternakan yang baik.

Pada bulan Juli terdapat Volunteer dari Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB melakukan pembudidayaan masyarakat dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD) 2022, menerapkan inovasi olahan pangan untuk menambah nilai jual pada komoditas cabai merah dengan dibuatlah produk olahan yaitu Abon Cabai Tilapia. Bahan utama yang akan digunakan untuk membuat Abon ini berupa ikan nila dan cabai merah.

Para mahasiswa dari IPB mengajak warga Desa Kadudampit terutama kelompok Tani Sinar Tani yang ada di Desa Kadudampit untuk melakukan budidaya cabai merah yang nantinya akan digunakan untuk olahan abon. Disamping itu, akan dilakukan juga budidaya kolam aquaponik untuk menghasilkan ikan nila.

Masyarakat Desa Kadudampit memang belum begitu mengenal sistem budidaya aquaponik, maka dari itu akan diadakan pelatihan, pendampingan, dan praktik secara langsung budidaya aquaponik sebagai bekal untuk pengelolaannya. Dalam pengelolaan aquaponik diterapkan pendekatan belajar dan melakukan aksi bersama secara partisipatif.

Selain di bidang budidaya, pemberdayaan masyarakat ini juga memiliki kegiatan pengolahan abon ikan yang melibatkan Ibu - ibu PKK. Mereka mengajak Ibu - ibu PKK dalam membuat akun penjualan online untuk memasarkan hasil pengolahan abon cabai yang telah diolah tersebut secara online.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline