Lihat ke Halaman Asli

Menelusuri Hubungan antara Jurnalistik dan Sastra

Diperbarui: 14 April 2024   00:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ditulis oleh: Renda Adi Puspaningrum & M. Rohmadi

Jurnalistik dan sastra, dua bidang yang sering dianggap berbeda, memiliki kaitan yang erat yang sering kali terlewatkan. Meskipun memiliki fokus dan pendekatan yang berbeda, keduanya saling melengkapi dan memberikan kontribusi yang berharga dalam pemahaman manusia terhadap dunia di sekitar mereka.

Jurnalistik sering kali dianggap sebagai bidang yang menekankan pada fakta dan kejadian nyata dengan tujuan memberikan informasi yang akurat kepada pembaca. Namun, sastra memperluas batasan ini dengan menggunakan imajinasi untuk menciptakan dunia yang baru atau menggali makna dari kehidupan sehari-hari. Meskipun berbeda dalam pendekatan, keduanya sama-sama memperhatikan kekuatan kata-kata dan gaya bahasa untuk menyampaikan pesan.

Penelitian merupakan bagian penting dari proses kreatif baik dalam jurnalistik maupun sastra. Jurnalis melakukan penelitian mendalam untuk mendapatkan fakta yang akurat dan menyelidiki berbagai sumber untuk memastikan kebenaran informasi. Di sisi lain, penulis sastra juga melakukan penelitian, baik itu untuk menambahkan kekayaan detail dalam karya fiksi mereka maupun untuk memahami konteks sejarah atau sosial yang menjadi latar belakang cerita.

Jurnalistik mengajarkan pentingnya pengamatan yang cermat terhadap realitas yang ada di sekitar. Para jurnalis belajar untuk melihat dan mendokumentasikan peristiwa dengan objektivitas. Sastra memperluas konsep ini dengan menekankan interpretasi subjektif terhadap dunia. Penulis sastra seringkali menggunakan pengamatan pribadi mereka tentang kehidupan, emosi, dan hubungan manusia untuk mengembangkan karakter dan cerita yang mendalam.

Jurnalistik memiliki tujuan utama untuk memberikan informasi yang faktual dan relevan kepada khalayak, seringkali dengan tujuan untuk mengedukasi, memberikan sudut pandang yang berbeda, atau bahkan menginspirasi tindakan. Sastra bertujuan untuk menghibur, merangsang imajinasi, atau bahkan merangsang pemikiran yang lebih dalam tentang kehidupan dan kondisi manusia. Meskipun demikian, keduanya memiliki potensi untuk mempengaruhi perubahan sosial dan budaya melalui kekuatan kata-kata.

Pengaruh antara jurnalistik dan sastra sering kali saling memengaruhi. Karya sastra seringkali merefleksikan isu-isu yang sedang dibahas dalam jurnalisme, sementara laporan jurnalistik bisa memengaruhi narasi sastra. Misalnya, novel atau cerita pendek sering kali terinspirasi oleh peristiwa nyata yang dilaporkan oleh media. Di sisi lain, sastra juga bisa menginspirasi jurnalis dalam pendekatan naratif atau penggunaan bahasa yang kreatif.

Dengan memahami hubungan yang kompleks antara jurnalistik dan sastra dapat membantu untuk menghargai kedalaman dan keberagaman dunia tulisan. Meskipun memiliki perbedaan dalam pendekatan dan tujuan, keduanya tetap memiliki peran penting dalam membentuk pandangan manusia terhadap dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline