Lihat ke Halaman Asli

Renata Mifta

Communication Sciene | Film Reviewer | Instagram: rntmiftaa

Gerakan Match Girls' Strike di London, Peristiwa Mogok Kerja dalam Film "Enola Holmes 2"

Diperbarui: 4 April 2023   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Netflix: Enola Holmes 2/Dok Netflix

Enola Holmes merupakan sebuah film dengan genre misteri/teka-teki yang menceritakan kisah adik perempuan dari karakter Sherlock Holmes. Saat ini, film Enola Holmes memiliki dua seri, seri yang pertama dirilis pada September 2020 dan seri kedua dirilis pada Oktober 2022. 

Masing-masing serinya mengisahkan teka-teki berbeda yang dipecahkan oleh tokoh Enola Holmes. Dari berbagai kasus yang diangkat dalam film, ada salah satu kasus yang ternyata merupakan bagian dari sejarah dunia yakni gambaran tokoh Sarah Chapman yang merupakan salah satu figur dalam peristiwa Revolusi Industri Inggris.

Dalam film Enola Holmes 2, Sarah Chapman digambarkan sebagai seorang wanita yang bekerja di pabrik korek api Bryant & May. Dilansir dari Britannica, pada tahun 1888 pabrik korek api Bryant & May mempekerjakan sekitar 1.400 buruh yang mayoritas wanita dengan jam kerja sebanyak 14 jam sehari dan upah yang jauh dari kata layak. Selain itu, kondisi lingkungan di dalam pabrik merupakan penyebab dari munculnya penyakit di antara para buruh. 

Para pekerja diduga menghirup fosfor putih (bahan dasar korek api) secara terus menerus dan mengakibatkan timbulnya penyakit Phossy Jaw (pembusukan rahang) yang marak ditemukan di kalangan buruh pabrik korek api pada awal abad ke-19.

Sarah Chapman| Dok bbc.com/wikimedia commons

Menurut sejarah, Sarah Chapman dilahirkan pada tanggal 31 Oktober 1862 di Mile End, London, Britania Raya. Saat usianya menginjak 19 tahun, Sarah memutuskan untuk bekerja di pabrik korek api sebagai Machinist Matchmaking dan dikenal sebagai pegawai yang dengan posisi dan upah yang baik. 

Selama bekerja di pabrik korek api Bryant &May, Sarah menyadari kondisi kerja yang buruk serta perlakuan para eksekutif pabrik yang menganggap buruh wanita sebagai budak. Dengan alasan itulah, Sarah aktif melakukan perundingan aksi mogok kerja bersama para anggota komite buruh dan Annie Besant (seorang penulis dan pendukung reformasi sosial).

Annie Besant secara aktif mempublikasi tulisannya dalam bentuk artikel guna mendapatkan dukungan publik atas hak buruh, salah satunya ialah artikel dengan judul "White Slavery in London" yang dipublikasi pada tanggal 23 Juni 1888. 

Kemunculan artikel tersebut mengakibatkan dipecatnya seorang pekerja pabrik korek api Bryant & May setelah menolak untuk menandatangani pernyataan manajemen perusahaan yang menentang laporan terkait kondisi kerja yang kejam. 

Dikutip dari The Match Girls' Strike, pada bulan Juni 1888 saat pertemuan Fabian Society (perhimpunan politik yang mewadahi ide-ide politik dan kebijakan publik di Inggris) anggota perhimpunan menyetujui usulan boikot Perusahaan Bryant & May.

Sarah Chapman memimpin aksi mogok kerja buruh pada 5 Juli 1888 yang lebih dikenal dengan peristiwa Match Girls' Strike. Sarah berhasil menyadarkan sekiranya 1.400 buruh wanita yang telah diperlakukan tidak layak dan tidak mendapatkan hak mereka sebagai pekerja pabrik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline