Lihat ke Halaman Asli

Rena Nurfiana

Mahasiswa Universitas Jambi

Menjunjung Tinggi Pendidikan Multikultural

Diperbarui: 13 April 2021   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan sebuah wadah dalam menggali potensi serta mengembangkan sumber daya manusia yang bermutu agar mempunyai kemampuan sosial yang baik sehingga dapat membangun sebuah hubungan dengan masyarakat dan lingkungan budaya di sekitar. Tak hanya itu saja pendidikan juga di anggap sebagai sebuah proses dalam memanusiakan manusia, yang mana dalam hal ini manusia dapat memahami dirinya sendiri, orang lain, lingkungan sekitar dan juga lingkungan budayanya. Sebagaimana kita ketahui bahwasanya indonesia ini merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki berbagai suku, ras, agama serta budaya yang berbeda-beda.

Indonesia telah di anggap sebagai negara yang memiliki kekayaan yang melimpah dari segi wilayah, budaya, dan Bahasa. Sehingga di Indonesia sendiri akan banyak kita temui pasangan suami-istri atau sebuah keluarga dimana memiliki dua suku atau etnis yang berbeda. Seperti halnya keluarga saya, yang memiliki dua etnis atau suku. Di sini saya akan mengambil contoh keluarga saya dimana ayah saya berasal dari suku melayu (Jambi) sedangkan ibu saya merupakan suku sunda. Hal ini tentunya akan menjadi pencampuran dua suku yang berbeda. Namun dalam bahasa yang saya gunakan sehari-hari adalah bahasa daerah Jambi karena saya memang dibesarkan di kota jambi. Kebanyakan orang-orang beranggapan keliru terhadap seseorang yang memiliki garis keturunan suku sunda, mereka beranggapan seseorang yang berasal dari suku sunda merupakan sosok yang penakut, pemalas, boros serta sosok yang sangat tertutup.

 Salah satu contohnya adalah mereka beranggapan bahwa orang sunda itu tertutup maksud tertutup di sini adalah dalam perkawinan. Kebanyakan orang beranggapan bahwa orang sunda itu harus melakukan pernikahan dengan orang yang berasal dari suku yang sama yaitu suku sunda atau garis keturunan yang sama. Namun pada kenyataannya hal itu tidaklah benar, di keluarga saya saja contohnya dimana ayah dan ibu saya memiliki suku yang berbeda. Hal itu juga terbukti dengan adanya sikap toleran dan saling menghargai antar keluarga dari ibu saya maupun ayah saya.  Hal ini yang dapat menjadi salah satu faktor mengapa suku satu dengan suku lain menjadi renggang sehingga dapat menimbulkan sebuah konflik antar suku.

Dengan kondisi masyarakat yang plural baik dari segi agama, ras, suku, budaya dan status sosial ekonomi berpotensi memiliki benturan bernuansa SARA. Dengan kata lain, kekayaan yang di miliki Indonesia ini tidak luput dari adanya konflik atau permasalahan yang bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras dan Budaya Maka dari itu, di perlukannya sebuah pendidikan yang dapat memberikan pengetahuan akan sikap toleransi dan sikap saling menghargai satu sama lain atau pendidikan yang berbasis multikultural yang dapat memberikan sebuah solusi atas  realitas budaya, suku, ras, dan agama yang beragam. 

Pendidikan multikultural merupakan sebuah penanaman nilai sikap saling menghargai serta sikap toleransi atas keberagaman budaya yang ada di tengah-tengah masyarakat. Dalam arti luas pendidikan multikultural adalah suatu proses menumbuhkan sikap dan tingkah laku seseorang maupun kelompok melalaui pengajaran, pelatihan, proses, tindakan dan metode pendidikan yang menghargai pluralitas dan perbedaan yang ada di masyarakat dengan tujuan untuk dapat memanusiakan manusia. Dengan adanya pendidikan multikultural ini diharapkannya adanya fleksibilitas sikap bangsa dalam kemajemukan budaya, agama, etnis dan bahasa, sehingga persatuan bangsa tidak mudah retak dan terjadinya disintegrasi bangsa.

Adanya perbedaan SARA memang berpotensi dapat menimbulkan konflik, jika dilihat dari sisi lain hal ini juga dapat berpotensi menciptakan kerukunan dan keharmonisan antar suku. Oleh sebab itu, di sekolah peru di ajarkan mengenai pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural ini bukan sekedar pendidikan yang berdiri sendiri namun dapat di intergrasikan pada mata pelajaran seperti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial  atau PKN. Diberikannya pendidikan multikultural ini dapat menjadi salah satu alternatif solusi penyelesaian di masa yang akan datang. Sehingga peserta didik dapat memahami, menganalisis, dan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh bangsa terkhususnya konflik-konflik SARA. Agar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat berjalan secara harmonis dan tentram.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline