Lihat ke Halaman Asli

Renaldy Farhan Ramadhan

Universitas Airlangga

Digital Divide Masih Melebar! Mampukah Negeri ini Menghadapi Era Society 5.0?

Diperbarui: 2 Juli 2022   20:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bimbelssc.com

Seiring berjalannya waktu dunia ini terus berputar, manusia dan teknologi saat ini seperti sepasang hidup yang tidak dapat dipisahkan. Teknologi sudah banyak memudahkan kehidupan manusia saat ini,  juga menjadi bagian hidup manusia di setiap bidangnya mau itu dalam bidang pekerjaan, sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, dan lain-lain. Tidak hanya sampai situ, teknologi yang dibuat manusia tentunya akan semakin terus dikembangkan juga melakukan inovasi dalam sains dan teknologi yang sangat luar biasa, seperti contoh peningkatan dramatis dalam daya komputasi. Hal ini membuat kontribusi yang signifikan pada bisnis maupun masyarakat. 

Dalam beberapa waktu dekat ini, pemerintah negeri sakura (Jepang) telah mencetuskan perkembangan kehidupan masyarakat terhadap penggunaan kemajuan teknologi. Pemerintah Jepang mencetuskan sebuah inovasi dengan menyebutnya "Society 5.0" atau "Masyarakat 5.0". Sebagaimana yang dikenalkan pada World Economic Forum (WEF) tepat diselenggarakan di Davos, Swiss pada 23 Januari 2019 lalu, Society 5.0 merupakan sebuah revolusi industri yang dipresentasikan oleh pemerintah jepang di bawah Perdana Menteri Shinz Abe. Bahwa menjelaskan, Society 5.0 ini akan menjadi sebuah solusi dari Revolusi Industri 4.0 yang menyebabkan penekanan jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga manusia, Society 5.0 diharapkan bisa menciptakan sebuah nilai baru melalui perkembangan teknologi canggih juga dapat mengurangi adanya sebuah kesenjangan antara manusia dengan permasalahan ekonomi kedepannya.

Pada Society 5.0 ini, pada dasarnya memiliki konsep masyarakat yang berpusat pada manusia itu sendiri atau human centered yang berbasis teknologi (technology based). Di Society 5.0 inilah, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan melakukan transformasi sebuah big data yang dikumpulkan melalui basis internet pada segala bidang kehidupan atau bisa kita sebut Internet of Things (IoT)  menjadi suatu kearifan baru, yang akan didedikasikan untuk meningkatkan sebuah kemampuan manusia dalam membuka peluang-peluang secara keseluruhan. Dan juga, perubahan ini akan membantu manusia sepenuhnya untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna kedepannya karena manusia yang unggul tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka tetapi juga untuk menciptakan sebuah kenyamanan baru dalam kehidupan sosial yang baik.

Maka dari itu, demi mewujudkan Indonesia yang jauh lebih baik dan bersaing di kemudian hari mampukah Indonesia menghadapi dan menyiapkan era Society 5.0 kedepannya?

Disaat yang sama dalam dua tahun terakhir ini sejak 2020 awal terjadinya wabah virus corona (covid-19) atau penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Dengan secara paksa atau mau tidak mau segala kegiatan maupun aktivitas dilakukan pembatasan sosial secara ketat demi menanggulangi dan mengurangi potensi penyebaran virus. Dengan demikianlah, seluruh masyarakat dunia khususnya Indonesia hanya bergantung pada teknologi yang merupakan jawaban yang tepat dan satu-satunya solusi manusia untuk tetap bisa berinteraksi melakukan berbagai aktivitas.

Tentu dari sini kita bisa melihat sebuah perubahan yang sangat signifikan, dimana terdapat sebuah ketidakseimbangan antara masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan maupun pelosok, yaitu mengalami problem "Digital Divide" yang dimana ini merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan pertumbuhan teknologi dan informasi di suatu wilayah dikarenakan faktor masyarakat kota sudah terbiasa diri untuk menggunakan teknologi sedangkan masyarakat desa maupun pelosok masih jarang terjangkau ataupun belum merata. Peristiwa di Indonesia saat inilah yang wajib patut dipahami bahwa masih kurangnya pemahaman ilmu teknologi yang seakan dapat memicu sebuah kesenjangan digital (Digital Divide). Tidak dapat dipungkiri juga, bahwa masih juga ada beberapa masyarakat kota sebagiannya yang mengalami ini dan belum paham betul apa itu arti dan kegunaan teknologi digital maupun informasi.

Pada tahun 2021 menurut Global Competitive Index sebagai negara terbesar ke-4 dalam penggunaan internet, Indonesia masih mengalami adanya sebuah kesenjangan digital (Digital Divide) hal tersebut dapat dipastikan bahwa informasi wilayah di Indonesia yang masih terdapat belum terjangkaunya akses internet dan terpapar bahwa indeks daya saing masih belum mencapai dari indeks yang seharusnya.

Hal-hal inilah yang sepatutnya kita bicarakan dan memberi pemahaman, karena tentu kita semua harus siap terhadap Society 5.0 dan waktu berjalan begitu cepat. Kesenjangan digital (Digital Divide) ini dapat melemahkan sebuah negara dan berdampak ke negara untuk ikut bersaing secara global, jika kita tak acuh dan membiarkan penampakan ini terjadi begitu saja.

Tentu saja, kita sebagai generasi muda tidak dapat membiarkan situasi ini begitu saja bukan? 

Bahkan disituasi ini juga, kita sebagai generasi muda yang berpendidikan baik dan rasa simpati ke negeri tentu memiliki peran penting untuk memberi sebuah bantuan jawaban dan solusinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline