Lihat ke Halaman Asli

Budaya Tradisi: Peringatan Haul KH. Noer Alie di Desa Ujung Harapan

Diperbarui: 16 Mei 2023   19:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: LADUNI.ID

KH. Noer Ali lahir pada 15 juli 1914, di Desa Ujung Malang Bekasi. Beliau merupakan putra dari pasangan Anwar bin Layu, seorang petani dengan Maimunah.

KH. Noer Ali wafat pada usia 78 tahun tepatnya tanggal 3 Mei 1992. Masyarakat dan para ulama merasa sangat kehilangan sosok ulama dan pejuang yang telah banyak berjasa bagi negara. Maka tahun 2006 Pemerintah memberikan gelar pahlawan Nasional Kepada KH. Noer Ali dan Namanya pun di abadikan menjadi nama jalan KH. Noer Ali di Kalimalang, Bekasi.

Setelah KH. Noer Alie wafat masyarakat Bekasi khususnya daerah Babelan pada setiap tahunnya selalu melakukan tradisi Haul. Peringatan haul biasanya dilakukan pada 12 jummadil awal pada bulan hijriah yang terletak di area makam KH. Noer Alie kompleks Ponpes At-Taqwa Putri.

Adapun Definisi budaya Menurut Herkovits (1985-1963), kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia. Sedangkan Haul itu sendiri peringatan atas kematian seseorang yang biasanya diadakan selama setahun sekali dengan tujuan utamanya yaitu untuk mendoakan ahli kubur agar semua amal beserta ibadah yang dilakukannya dapat diterima oleh Allah SWT. 

Biasanya sebelum mengadakan Haul KH. Noer Alie, para keluarga melakukan masak-masak untuk para tamu undangan Haul, selain itu keluarga, masyarakat, santri-santri KH. Noer Alie melakukan ziarah kubur ke makom KH. Noer Alie dan melakukan ngaji atau khataman Al-Qur'an di makom KH. Noer Alie. Para keluarga, masyarakat, dan para santri sangat antusias sekali untuk mengikuti upacara Haul Almaghfurlah KH. Noer Aliekarena agar mendapatkan keberkahan ilmu dari beliau.

Bagi penduduk jawa terutama daerah jawa barat khususnya daerah Bekasi Upacara Haul Almaghfurlah KH. Noer Alie sudah menjadi kegiatan wajib setiap tahunnya. Dari zaman dulu hingga saat ini dan masa yang akan datang, meski zaman sudah modern, namun tradisi tradisi upacara Haul harus tetap ada dan di lestarikan hingga anak cucu. Karena kegiatan upacara Haul ini mempunyai banyak nilai-nilai keislamannya atau pendidikannya yang dapat kita ambil, salah satu contohnya adalah memperkuat tali silaturahmi serta memperkuat ukhuwah antar keluarga, saudara, serta masyarakat. Apabila silaturahmi tetap terjaga dengan baik maka akan timbul rasa keharmonisan sehingga minim terjadinya perpecahan antara umat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline