Lihat ke Halaman Asli

Renada Alvioni

Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Body Shaming Itu Candaan, Katanya

Diperbarui: 6 November 2022   20:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ini dibuat oleh Renada Alvioni

"Berat badan kamu berapa? Ko kecil banget? ga pernah makan ya??"

“Kamu iteman ya sekarang?”

"Eh ko kamu gendutan sih”

“Ih lagi jerawatan ya”

Apakah kalian sering mendengar celetukan-celetukan seperti di atas saat sedang berada dalam pertemuan keluarga, bertemu kawan lama, nongkrong bersama teman-teman, atau bahkan dalam kolom komentar media sosial anda? 

Kalimat-kalimat tersebut biasanya dilontarkan untuk tujuan bercanda atau mencairkan suasana, namun nyatanya malah menimbulkan dampak negatif yang berbahaya. Fenomena ini disebut sebagai body shaming. 

Apa Itu Body Shaming? 

Body shaming merupakan tindakan mengkritisi bentuk tubuh atau penampilan orang lain dengan konotasi negatif. Fenomena ini seringkali dianggap sepele oleh kebanyakan orang.

 Body shaming mengekalkan pandangan bahwa seseorang dinilai hanya sebatas fisik semata. Padahal, manusia adalah mahluk hidup yang sangat istimewa dan unik. Tuhan menciptakan manusia beragam-ragam bukanlah tanpa tujuan, melainkan agar timbul rasa persaudaraan dan rasa saling menghormati. 

Dengan keberagaman ini, tentu saja setiap pribadi memiliki perbedaan dan ciri khasnya masing-masing. Perbedaan ini hanyalah mengenai pemikiran dan penampilan fisik. Baik itu perbedaan bentuk tubuh, warna kulit, tinggi badan, maupun tipe rambut. Namun kenyataannya, perbedaan ini malah dijadikan bahan body shaming jika seseorang tidak dapat memenuhi standar kecantikan yang ada di masyarakat sekitar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline