Lihat ke Halaman Asli

Tragedi

Diperbarui: 27 September 2022   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Godam yang bergayut di tangan  jatuh mencium kembara

Meliukkan pelu terengah dalam dada

Kemudian menyelinap ke angkasa menyapa awan yang sedang gunda payah menahan tangis,

Air matanya jatuh lagi ke pipi bumi

Mengundang hepzhiba membersihkan lumpur di jemarinya.

Elusannya gemulai rebahkan pohon di pangku jalanan

Selirih inikah tangisnya hingga dadaku bergemuruh?

Jikalau semua serakah pada pertiwi selalu,

Maka anak-anak zaman ini tak akan selamat mengarungi masanya

Timika, 16 Januari 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline