Lihat ke Halaman Asli

Dilema

Diperbarui: 14 September 2022   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sabit  malam memotong nadi waktu

Ciprakan darah berceceran menuju subu

Berlalu dalam hujan belantara

Membasuh wajah semesta

Namun gairah istirah kokoh menggebu

Seiring waita dari kaula

Menuntun siara datang terhuyun

Meraung dalam alunan gempita

Hanya tersisa satu jiwaku

Debarnya sungguh terhenti,

Terkena sabit malam ini

Sesunyi Padang Bulan suatu subu

 

                                            Timika, 16 Februari 2013




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline