Piknik di hari Sabtu, 7 November 2020 kami kembali trekking (olahraga) dan mencari udara segar. Tujuannya masih objek wisata alam yang tidak terlalu jauh dari Jakarta. Walaupun lebih jauh dari daerah Sentul yang juga memiliki banyak objek wisata alam, kami rela menggunakan lebih banyak waktu di perjalanan untuk kembali dan balik lagi ke Pamijahan.
Curug Seribu, di Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Bogor, Jawa Barat, lokasinya tidak terlalu jauh dari Curug Kiara , Curug Payung , dan curug lainnya. Untuk mencari titik lokasi tujuan, gunakan saja aplikasi Google maps yang akan memandu sampai di lokasi parkiran mobil.
Ada beberapa warung yang menjual makanan dan minuman, jadi yang belum sempat sarapan atau memerlukan minuman panas penghangat tubuh bisa beristirahat dulu disini. Pikniklah dalam keadaan perut terisi supaya punya tenaga dan tidak sakit karena kelaparan saat beraktifitas.
Setelah berdoa bersama, kami mulai menuruni tangga demi tangga. Medan kali ini dimulai dengan banyak turunan. Jangan dulu memikirkan tanjakan saat nanti perjalanan kembali ke parkiran hehehe. Selalu diingat, dimanapun ada turunan, pasti ada tanjakan.
Sebenarnya jarak dari parkiran ke lokasi curug tidak terlalu jauh, katanya hanya sekitar 400 meter. Sebentar saja kami sudah bisa melihat air terjun yang dikelilingi alam berwarna hijau pepohonan, walaupun masih dari kejauhan.
Semakin turun, suasana alam menjadi lebih terbuka. Hamparan pohon Poh-pohan segar berwarna hijau muda dan tampak sangat berair (maaf, tidak seperti Poh-pohan yang dihidang sebagai lalaban di rumah makan ala kuring, yang berwarna hijau tua ). Saya langsung memetik beberapa pucuk daun dan langsung dimakan, segar dan enak banget, apalagi kalau ada nasi hangat, sambal goreng dan ikan asin ya hehehe.
Titik air terjunnya masih jauh dibawah sana. Kami menyeberangi aliran air menggunakan jembatan seadanya yang terbuat dari bambu. Kebetulan ada Pak Udin, petugas dari Taman Nasional yang kebetulan ada disekitar situ membantu kami menyeberang.
Curug Seribu sebagai air terjun utama memiliki ketinggian sekitar 70 meter dan kolamnya dengan kedalaman sekitar 5 - 30 meter. Pada dinding alam disekitarnya terdapat banyak aliran air atau air terjun kecil. Mungkin inilah yang membuat tempat ini dinamakan Curug Seribu, karena walaupun tidak sebesar dan sederas air terjun utama, tapi ada banyak air terjun di sekitarnya seperti yang terlihat di foto di bawah ini.
Ada banyak bebatuan besar, kami memanjatnya dengan bantuan tangga bambu yang sudah tersedia. Harus hati-hati saat berpijak di bebatuan karena licin akibat lumut yang menempel di batu.
Kami sampai lebih dekat ke pinggiran air terjun untuk beristirahat sambil menyantap bekal makanan yang kami bawa. Kolam di air terjun utama tidak bisa didekati dan dilarang berenang di kolam utama karena berbahaya. dari artikel lain yang saya baca tentang Curug Seribu ternyata pernah terjadi kecelakaan sampai merenggut nyawa.
Kami duduk-duduk santai diatas batu-batu sambil ngobrol dan main air di pinggir kolam yang dangkal dan aman. Pemandangan indah di sekitar tempat ini sangat memanjakan mata. Cipratan air dingin membasahi kami. Cuaca cerah dan tidak terlalu panas ditambah hembusan angin yang membawa titik-titik air terjun.