2020.08.21 Jumat "kejepit" libur Hari Raya Tahun Baru Hijriyah, dimana beberapa kantor menjadikan hari itu sebagai "cuti bersama", termasuk kantor tempat saya bekerja. Berangkatlah saya bersama @thejangkungman dan istrinya @hel3399, @japdessy dan @k.renz. Perjalanan lancar bebas hambatan sepanjang jalan tol, masuk ke daerah pedesaan dan sampai tujuan tempat kami memarkir mobil.
Sebenarnya, tujuan utama piknik kami kali ini adalah Curug Walet. Lokasinya berada di Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Bogor, Jawa Barat. Udara pedesaan yang sejuk dan angin segar menerpa kulit ketika kami membuka jendela mobil saat masih di perjalanan. Demikian juga saat kami telah tiba di depan warung "Penginapan Warung Jambu".
Sejenak setelah meregangkan otot, kami siap untuk menempuh perjalanan menuju curug. Melewati beberapa villa, sawah dan kebun bunga. Hawa sejuk dan angin sepoi-sepoi mengiringi cerahnya cuaca hari ini. Sejauh mata memandang, kami menikmati indahnya alam sekitar pedesaan ini. Suasana menyenangkan karena sepi dan jauh dari keramaian pengunjung.
Semakin jauh, semakin tidak ada bangunan villa dan rumah. Kebun sayur di sisi jalan dan di sisi lainnya air jernih mengalir di parit. Mendengarkan suara air yang meluncur di parit saja sudah membuat senang, jadi terbayang bagaimana rasa bahagia kami bila nanti tiba di curug hehehe.
Sampai di spanduk selamat datang ke komplek curug, kami dicegat oleh tiga orang pemuda yang memungut tarif tiket masuk kawasan. Kami membayar @10k.
Beberapa foto perjalanan menuju curug. Udara segar dengan banyak pepohonan, semak, pemandangan luas, dan suara aliran air di parit menemani langkah kami. Kami mencoba juga berjalan di parit yang dialiri air jernih dan dingin, tapi sayangnya agak repot berjalan di sini karena banyak sarang laba-laba yang menempel di antara semak-semak dan dinding parit.
Kami tiba di pos berikutnya, beristirahat di bale-bale di depan warung. Ada dua warung yang tutup, untungnya kami membawa bekal makanan kecil dan minuman. Pupus sudah harapan untuk bisa menikmati teh panas atau mie instan kuah panas di hutan.
Perjalanan selanjutnya agak membutuhkan energi karena jalanan menurun terjal yang sudah dibuat tangga. Hanya ada sebagian jalan yang tidak dibuat tangga, tapi masih cukup aman untuk dilewati.
Melewati tangga dan medan yang terus menurun. Janganlah membayangkan bagaimana nanti kita mendakinya hahaha, supaya jangan lelah sebelum waktunya. Bagi saya, adalah kenyataan bahwa di setiap jalan menurun, pastinya ada jalan menanjak.
Di kebanyakan jalan menuju curug, tanah atau batu atau tangga yang ada memang biasanya basah dan licin, karena hawa di sekitar curug memang cenderung lembab dan berair. Di daerah Ciasihan pun sering gerimis, apalagi kalau saat musim hujan. Penting sekali untuk menjaga dan memperhatikan keselamatan diri sendiri dan orang lain dengan membaca peringatan yang disampaikan oleh pengelola.
Setelah melewati jembatan bambu ini, kita sudah hampir sampai ke curug payung. Untuk mencapai Curug Walet pun katanya juga melewati jalur ini, tetapi aneh bagi kami karena kami tidak menemukan jalan menuju Curug Walet tersebut hehehe. Jadi, kami nikmati saja apa yang ada, dan tidak terlalu ngotot untuk mencari Curug Walet.