Semangat Inspirasi dan Energi Asia adalah motto Asian Para Games 2018. Sebagai warga Indonesia yang adalah tuan rumah dua acara besar pesta olahraga ini, saya turut bangga karena terlaksana dengan sukses, aman, damai dan berkesan baik.
Pastinya semangat, inspirasi dan energi ini dirasakan oleh semua yang terlibat di dalamnya; para atlet, pelatih, panitia, volunteers, penonton dan siapapun yang mengapresiasi pesta olahraga ini. Karena tinggal tidak jauh dari Jakarta, saya merasa wajib untuk ambil bagian di dalamnya, walaupuan hanya mengambil peran sebagai penonton.
Saat Asian Games 2018 (18 Agustus - 2 September 2018) di Jakarta dan Palembang, saya tidak berkesempatan menyaksikan langsung. Saya hanya mengikuti lewat media sosial dan televisi. Maka saat Asian Para Games 2018 yang juga dilaksanakan di Jakarta (6 -- 13 Oktober 2018) saya bertekad untuk hadir dan ikut memberikan semangat.
Dalam sepekan acara ini, ada 18 cabang olahraga yang dipertandingkan:
- Archery (Panahan), 2. Badminton (Bulu tangkis), 3. Boccia (Olahraga khusus para penyandang Cerebral Palsy/lumpuh otak/gangguan pada otot dan saraf), 4. Chess (Catur), 5. Cycling (Balap sepeda), 6. Goalball (Bola gawang), 7. Judo (Olahraga beladiri), 8. Lawn Bowl (Bowling lapangan), 9. Para Athletics (Atletik), 10. Para Powerlifting (Angkat berat), 11. Para Swimming (Renang), 12. Shooting Para Sport (Menembak) 13. Sitting Volleyball (Voli duduk), 14. Table Tennis (Tenis meja), 15. Tenpin Bowling (Boling) 16. Wheelchair Basketball (Basket kursi roda) 17. Wheelchair Fencing (Anggar duduk), dan 18. Whellchair Tennis (Tenis kursi roda).
Melalui loket.com saya mencari tiket yang masih tersedia untuk pertandingan di akhir pekan. Tiket yang masih tersedia tiket untuk pertandingan Wheelchair Basketball hari Sabtu (13 Oktober 2018) langsung dibeli. Banyak cabang olahraga yang ingin saya saksikan, tetapi tidak memungkinkan bila di hari kerja. Hari terakhir pertandingan ini pun terjadwal 2 games untuk wheelchair basketball.
WHEELCHAIR BASKETBALL adalah olahraga bola basket kursi roda yang dimainkan oleh orang-orang dengan berbagai keadaan cacat fisik. Di hari terakhir Asian Para Games 2018, saya menyaksikan 2 pertandingan bola basket kursi roda pria yang menentukan perolehan medali. Pertandingan pertama dimulai jam 09.30 WIB, dimainkan oleh team dari China dan Korea yang dimenangkan oleh Korea (medali perunggu).
Pertandingan kedua dimulai jam 11.30 WIB dimainkan oleh team dari Iran dan Jepang yang dimenangkan oleh Iran (medali emas). Medali perak diperoleh team Jepang setelah melalui pertandingan yang seru, sengit, semangat, mendebarkan, bersaing dengan perolehan nilai yang ketat.
Saya bukan pemain basket, apalagi pengamat olahraga basket, jadi saya tidak membahas tentang teknis pertandingan. Sejak mengenal basketball di sekolah menengah, basket memang bukan olahraga yang bisa saya mainkan dengan baik dan benar. Tetapi melihat pertandingan basket tetap seru dan semangat.
Tujuan saya hadir sebagai penonton, untuk memberikan dukungan kepada semua yang bertanding. Berharap bisa ikut menyumbangkan semangat dan energi positif untuk mereka. Mata bergerak dan berbinar mengikuti gerakan mereka di lapangan. Kagum dan mengapresiasi setiap usaha yang mereka kerahkan untuk mengharumkan nama negara masing-masing.
MEREKA SEMUA ADALAH PEMENANG
Bagi saya, tidak lengkap secara fisik bukanlah ketidaksempurnaan. Saya percaya Tuhan menciptakan setiap manusia dengan baik adanya sekalipun mata manusia melihatnya sebagai kekurangan. Pesta olahraga ini menunjukkan dan membuktikan bahwa cacat bawaan lahir atau cacat akibat suatu kejadian pun bukanlah alasan dan penghalang untuk bisa terus berprestasi.
Melihat mereka, membayangkan bila berada di posisi mereka, saya yakin mereka pasti sudah melalui masa-masa berat selama berlatih.