Senang sekali bisa napak tilas ke Kota Malang dan Bromo di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Malang, kota pariwisata dengan banyak objek wisata lama yang tetap bertahan dan dikembangkan. Ditambah objek wisata yang baru muncul dengan kreatifitas seni.
Rabu, 09 Mei 2018, penerbangan pertama dari Bandara Soekarno Hatta di Banten, mendarat di Bandara Abdul Rachman Saleh di Malang. Saya dan Dewi menunggu Farah dan Jimmy yang berbeda pesawat. Perut mulai lapar, tetapi menurut Noki, sahabat kami di malang, tanggung kalau makan di sekitar komplek bandara, karena acara kami selanjutnya adalah "menyerang" beberapa tempat kuliner hahaha. Pak Ninu dan mobil yang kami sewa menjemput kami dan siap mengantar ke tujuan yang direncanakan.
Waktu kami terbatas hanya sehari ini. Malam hari kami akan ke Bromo. Seharian ini kami jalan-jalan santai yang tidak terlalu membuat lelah. Kenyang berwisata kuliner dan bersyukur bisa sekalian wisata rohani.
Kampung Warna-warni/Kampung Tridi Jodipan di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing
Lapar harus ditahan karena tujuan terdekat dari bandara adalah Kampung Jodipan. Pemukiman padat penduduk yang dihias dengan cat warna warni, berubah menjadi kampung wisata ceria. Ide para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang ini berhasil mengubah tampilan kampung, membuatnya dikenal masyarakat sekitar dan dari luar kota Malang. Hasil lainnya mengubah juga kegiatan dan perekonomian masyarakat.
Ibu-ibu yang menjaga loket tiket mengisi waktu membuat souvenir dari kain flannel. Harga tiket Rp 3,000 / orang, sudah termasuk mendapat souvenir lucu.
Banyak juga penjual jajanan, es krim murah meriah dengan rasa enak dan berkesan sampai sekarang hahaha.
Lumayan jauh juga kami masuk menyusuri gang demi gang. Farah heboh karena ingin menemukan tempat foto yang pernah dilihat di Instagram. Berpindah kampung dengan menyeberangi sungai lewat jembatan kaca, walaupun kacanya tidak lagi bening, tapi tetap seru juga hahaha.
Orem-orem Pak Syahri
Orem-orem adalah makanan khas Kota Malang. Ketupat besar berukuran 4 -- 6 kali ketupat biasa. Disiram kuah santan berisi irisan tempe, ayam dan tauge. Harga sepiring tanpa telur Rp 8,000. Mendol tempe, tempe goreng, dan perkedel kentang menjadi lauk pelengkap.
Tidak jauh dari Kampung Jodipan, kami mampir di warung Orem-orem Pak Syahri di Jl. Gatot Subroto, Jodipan, Blimbing, Kota Malang. Bapak, Ibu dan mas yang menjual orem-orem melayani kami dengan sangat ramah. Pelanggan lainnya yang sedang makan pun ramah mengajak kami ngobrol.