Senang banget waktu ada acara Travel Fair pertengahan tahun 2016 saya dan Aida membeli tiket promo Malaysia Airlines seharga 2,9 juta pp yang bisa dijadikan cicilan 0% selama 6 bulan. Sambil menghitung bulan, minggu dan hari, semua keperluan dipersiapkan sebisa mungkin. Mulai dari mengganti passport lama dengan e-passport, mengajukan free visa di Kedutaan Besar Jepang, membeli paket shinkansen, dan menyewa wifi.
Jadwal perjalanan juga disusun walaupun kali ini menurut saya agak kurang lengkap, tetapi secara garis besar kami sudah tahu kami harus kemana kecuali satu hari yang dibiarkan kosong jadwal dengan alasan lihat keadaan disana saja nanti hahahaha.
Estimasi biaya hidup selama disana juga sudah diperkirakan sehingga kami tahu berapa banyak uang yang harus dibawa, dan baiknya sampai kami pulang uang tersebut masih ada sisanya. Di Negara yang terkenal dengan biaya hidup yang tinggi itu, kami tidak mau kehabisan uang sebelum pulang.
Ini adalah kali pertama kali kami mengunjungi Jepang. Perjalanan selama 11 hari dipotong sehari untuk perjalanan pergi Soeta – KLIA – Narita dan sehari lagi untuk perjalanan pulang Narita – KLIA – Soeta.
Total perjalanan selama sembilan hari delapan malam. Dua malam pertama kami menginap di Toyohashi, dua malam di Takayama, dan empat malam di Tokyo.
SOETA – KLIA – NARITA – SHINAGAWA - TOYOHASHI
Subuh (3 Maret 2017) kami sudah di Soekarno Hatta Airport, tidak terlalu ramai, tapi rencana melanjutkan tidur sebelum terbang tidak tercapai, karena sibuk ngobrol. Semua berjalan sesuai jadwal, tidak ada keterlambatan. Transit sekitar satu jam di Kuala Lumpur International Airport untuk kemudian melanjutkan terbang ke Narita Airport sekitar tujuh jam. Saat di pesawat saya sudah memilih menu makanan ala Jepang hahaha, biar suasananya terasa pas.
Sampai di Narita, berbekal panduan yang sudah kami kumpulkan dan tetap bertanya dengan petugas yang ditemui, kami menuju counter JR untuk mengaktifasi JR Pass kami. Gerakan harus cepat karena waktunya pas-pasan untuk keberangkatan berikut dari stasiun Narita Express yang ada di Airport menuju Stasiun Shinagawa (satu stasiun sebelum stasiun Tokyo). Dari stasiun Shinagawa kami naik Shinkansen tujuan hakata atau Osaka dan turun di Stasiun Toyohashi, lama perjalanan sekitar 2,5 jam.
Menanggapi undangan menginap di rumah Arie yang tinggal di Toyohashi, Prefektur Aichi, Jepang. Lumayan untuk mengurangi biaya penginapan selama dua malam, kebetulan aksesnya mudah untuk kami ke Kyoto dan untuk pindah ke kota berikutnya.
Arie, teman lama saya yang sudah sekitar 18 tahun tinggal di Jepang, sudah menanti dan menyambut kami di Stasiun. Heboh peluk dan cipika cipiki di hampir tengah malam dengan suhu udara yang dingin sampai bergetar kami menuju rumahnya. Sampai di rumah, Kareena putrinya Arie sudah tidur. Kami disambut banyak makanan ala Jepang, kebetulan hari ini adalah Hinamatsuri Hari Anak Perempuan / Girls’ Day. Ada makanan khusus untuk merayakan hari ini dan kami senang bisa menikmatinya.
TOYOHASHI – KYOTO – TOYOHASHI
Hari kedua di Jepang (4 Maret 2017), karena bukan tinggal di penginapan, serasa di rumah sendiri, dan karena tidur di jam dinihari, karena seharian di perjalanan juga, karena … dan karena …. Sebenarnya hanya alasan dan pembenaran untuk bangun kesiangan, lanjut bergerak santai dan sambil ngobrol, jadinya kami benar-benar kesiangan untuk memulai perjalanan ke Kyoto hari ini hahahaha. Diantar Arie dan Kareen ke stasiun sekalian sarapan pagi menjelang siang di Excelsior Caffe. Sayangnya Arie dan Kareen tidak bisa ikut kami ke Kyoto karena ada acara lain.