Sabtu 2017.02.04 Cressent teman saya mengulang informasi tentang tempat yang menurutnya harus didatangi sebagai orang yang tinggal di Tangerang; nama tempatnya adalah Telaga Biru, di desa Cigaru, Cisoka, Tangerang, Banten.
Saya meneruskan info tersebut ke teman-teman, lalu diskusi di group whatsapp. Hal biasa yang sulit ditentukan adalah masalah kapan harus pergi karena jadwal kami masing-masing.
Hanya hari Minggu ini 2017.02.05 yang bisa disempatkan untuk jalan bareng, karena minggu depan ada satu yang tidak bisa, minggu selanjutnya saya yang tidak bisa dan seterusnya hahaha.
Palu diketok, Minggu ini siapapun yang bisa ya berangkat, ndak usah nunggu semua bisa, ribet ngaturnya hahaha. Rencananya kami janjian ketemu jam 6.30, tetapi karena kesibukan, kelelahan dan yang pasti karena kesiangan, sekitar jam 8 kami baru bertemu.
Cressent sang informan ternyata malah galao dan batal ikut, laaah gimana ini? Dua calon peserta lainnya hari ini juga mundur teratur. Peserta yang siap hanya tiga orang; saya, Rene dan Swan. Cuuuuzzzlaah kita meluncur hahaha.
SARAPAN PAGI MURAH MERIAH
Diawali dengan sarapan bersama di depan RS Mayapada, komplek Modernland Tangerang. Karena saat melewati menuju rumah Rene saya lihat banyak penjual makanan dari yang ringan sampai berat. Pembelinya kebanyakan mereka yang selesai olahraga pagi di komplek ini.
Target pertama saya dan Swan adalah siomay, sedangkan Rene punya menu sarapan wajib nasi kuning atau nasi uduk ditambah tahu krispi. Ini makanan berat kami. Karena mata saya berbinar-binar melihat jajanan, dibungkuslah kue rangi bergula nangka dan cilok yang saya habiskan sendiri. Hmmmm sarapan murah meriah dengan level kenyang maksimal hahaha.
MENUJU KESANA
Sekitar jam 9 selesai sarapan dan menitipkan kendaraan di rumah Rene, kami bergerak menuju lokasi. Menggunakan aplikasi map dari handphone, ketik "Telaga Biru Cisoka" muncul petunjuk dan informasi durasi tempuh sampai ke tempat tujuan adalah satu jam lima belas menit, via jalan tol (terimakasih Googlemap dan Waze).
Saya sukarela untuk menjadi supir seharian, karena di trip sebelumnya saya tidak berkontribusi padahal sudah menjadi kebiasaaan kami untuk bergantian pegang kemudi. (trip sebelumnya saya sedang sakit, alasan klise hahaha)