Lihat ke Halaman Asli

Ren Ai

penuntut ilmu

Hijrahku

Diperbarui: 8 Mei 2023   10:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Dikisahkan ada seorang gadis kecil yang tumbuh dan dibesarkan oleh ayahnya. Ibunya meninggal ketika dia masih kecil. Gadis kecil ini beranjak remaja dan ingin melanjutkan pendidikannya ke ma'had. Sebenarnya Si Ayah berat hati,  tetapi karena anak semata wayang, jadi Si Ayah mengizinkannya untuk masuk ke ma'had. 

Di ma'had, dia belajar ilmu syar'i dan mulai merubah pola pikir dan gaya hidup. Dari pertamanya dia mencoba mengenakan kerudung yang besar, sampai akhirnya dia berhijrah dan menggunakan cadar. Melihat perubahan si anak perempuannya, si Ayah kelihatannya agak keberatan. Dan pada suatu pagi, si anak seperti biasa menyajikan minuman untuk ayahnya dan juga meletakkan buku tentang perempuan bercadar di meja ayahnya. Pada akhirnya, Alhamdulillah si ayah mulai paham.

Si anak perempuan beranjak dewasa. Datanglah seorang pemuda menemui ayahnya bermaksud ingin mengkhitbahnya, tapi lamarannya ditolak karena dia tidak cukup mapan. Lalu datanglah seorang pria kedua seorang dosen, tapi lamarannya masih ditolak karena selisih umur mereka yang terlalu jauh. 

Ternyata anak perempuannya mengetahui semua bahwasannya ayahnya menolak lamaran dua pria dengan alasan yang tidak sesuai dengan syari'at Islam. Anak perempuannya memohon kepada ayahnya untuk tidak menolak lamaran dengan alasan dunia. Dia berkata kepada ayahnya kalau dia ingin menikah dengan pemuda yang memilki agama dan akhlak yang mulia walaupun tidak memiliki apa apa.

Lalu datanglah seorang pemuda sederhana mendatangi si Ayah berniat untuk mengkhitbahnya. Lalu si ayah bertanya "kenapa kau ingin menikahi anakku?apakah kau temannya?". 

Pemuda menjawab "tidak, aku tidak mengenalnya, aku tinggal bersama pamanku di tepi desa tetangga, aku selalu melihat anakmu berjalan sendiri ke kampusnya, aku ingin menjaganya". Lalu si ayah menanyakan apa yang pemuda ini miliki. Pemuda menjawab "aku tidak memiliki apa apa selain cincin ini". 

Lalu dia mengeluarkan sebuah cincin yg sudah berkarat. Sebelum menolak pemuda ini, dia teringat kepada kata kata putrinya dan akhirnya menerima lamaran pemuda itu walau dengan berat hati. Dikabarkan bahwa pemuda rendah hati tadi merupakan lulusan universitas di Madinah dan juga orang tuanya merupakan pemilik pabrik besar di Jakarta. Sungguh, Allah mendatangkan orang yang tepat untuk seseorang yang tepat dengan alasan yang tepat di waktu yang tepat.

sumber : radio makassar




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline