Lihat ke Halaman Asli

Imroah

Hidup dalam ketenangan

Salah Bukan untuk Ditutupi, tapi Diakui

Diperbarui: 22 Mei 2021   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : Hanya Ilustrasi Sebuah Permenungan

Di suatu hari disebuah teras alun-alun Kota Kembang, seorang laki-laki tampak merenung sendiri dengan sebatang kretek yang disulut bersama secangkir kopi. 

Ia menceritakan tentang pengalamannya beberapa waktu lalu yang ditinggal tunangannya karena alasan yang tidak bisa terduga sebelumnya.

Ia menceritakan dengan detail pengalamannya untuk mempertingatkanku agar tidak terpedaya dengan sebuah janji. Ceritanya berapi-api seperti masuk kembali pada waktu yang telah meruntuhkan harga dirinya sebagai laki-laki. Matanya memerah ketika mendengar Mariam memutuskan pertunangan mereka yang telah digelar satu bulan yang lalu.

Modus cinta yang dilandasi dengan kedustaan yang tidak pernah diceritakan pada Adam sebelumnya. Adam adalah laki-laki malang yang hari ini mempercayakan sampah-sampahnya untuk ku olah menjadi bait sajak yang akan kutulis suatu hari nanti. Ia menceritakan awal mula pertemuan dengan Mariam di sebuah lembaga kursus bahasa hingga cerita perpisahannya. 

Menurut Adam, Mariam adalah salah seorang wanita yang sering diperebutkan oleh laki-laki di lembaga tersebut. Karena dia anak yang cantik, lembut, cerdas dan komunikatif.

"Siapa yang tidak tergila-gila dengan wanita itu, orang buta saja bisa terbius dengan kelembutan tutur-katanya", pungkas Adam sembari meniupkan gelembung kretek yang telah dihisap.

Dia menggiring lamunan kedalam gelombang alfa melalui tempat dan suasana yang telah terjadi kala itu. Semua paham jika pikiran bawah sadar sembilan kali lebih kuat dari pada pikiran-pikiran sadar. 

Pikiran sadar yang kritis dan logis menjadi tersamping ketika Mariam mengirimkan pesan kepadanya bahwa dia memiliki perasaan yang sama dengan Adam; yang telah lebih dulu mengungkapkan isi hatinya melalui pesan singkat.

Adam sangat kegirangan dan jiwa kelelakiannya sebagai petarung muncul dan merasa menang telah mendapatkan seorang "kembang desa" yang diperebutkan banyak laki-laki di lembaga kursus itu. Maka ia menceritakan kepada teman sekamarnya jika Mariam telah menerima cinta dan memenangkan pertarungan dengan para "laki-laki gurun"

Setelah penggalan cerita itu, tiba-tiba air matanya meleleh. Aku baru tahu seorang Adam yang kukenal sangat garang, menitihkan air mata untuk seorang perempuan. Menurutku, sangat wajar dan itu adalah bentuk ketulusan hati yang terdalam terhadap pemaknaan sebuah cinta. Ia menunduk mengusap pipinya sembari tersenyum dan menyruput kopi yang telah tersedu dihadapan sebuah asbak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline