Jika suatu hari nanti Tuhan,
Mengirimkan pesan untukmu mengunjungi rumahku. Ingin ku tunjukkan bingkai-bingkai indah yang tetap berjajar rapi,
Memamerkan keindahanmu.
Jika suatu hari nanti Tuhan,
Mengirimkan pesan untukmu mengunjungi rumahku. Ingin ku tunjukkan jika tempat berpulang paling damai adalah rumah ini.
Tempat kau bisa mengenang semua sisa kamboja yang pernah kau semaikan malam itu.
Jika suatu hari nanti Tuhan,
Mengirimkan pesan untukmu mengunjungi rumahku. Akan kusapa dengan selamat datang paling merdu yang belum pernah kau dengar
Bahkan, lebih dari petikan melodia yang tergugur ditelingaku tatkala lantunan
"duh gusti mugi paringo ing margi kaleresan, kados margining manungsa kang paring kanikmatan. Sanes margining manungsa kang paduka laknati."
Jika suatu hari nanti Tuhan,
Mengirimkan pesan untukmu mengunjungi rumahku. Ingin ku sampaikan. Jika dingin kota mendekapmu, ada aku di wajahmu. Kembalilah seperti dahulu. Ada teh tawar panas yang akan menghangatkan kedinginanmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H