Lihat ke Halaman Asli

REMOSA JUARA

SMA NEGERI 1 MOGA

Angkat Budaya Sintren dan Ebeg, Bukti Kontingen PMR WIRA SMA Negeri 1 Moga Peduli dan Bangga denga Budaya Lokal

Diperbarui: 22 Desember 2023   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo By: Rio Satria PMR WIRA SMA Negeri 1 Moga

Peserta Jumpa, Bhakti, Gembira (JUMBARA) PMR Kabupaten Pemalang 2023 mengikuti rangkaian acara pembukaan pada hari Kamis (21/12/2023). Upacara Pembukaan JUMBARA PMR Kabupaten Pemalang 2023 dilaksanakan di lapangan upacara PTPN Semugih, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang. Peserta yang mengikuti acara JUMBARA 2023 berasal dari 47 kontingen yang terdiri dari 23 kontingen PMR Madya dan 24 Kontingen PMR Wira.

Salah satu kontingen yang mengikuti kegiatan ini adalah kontingen PMR WIRA SMA Negeri 1 Moga. Kontingen yang dikenal dengan "REMOSA" atau relawan moga satu ini merupakan Juara Umum pada edisi sebelumnya yakni pada JUMBARA PMR Kabupaten Pemalang tahun 2019.

"Tahun ini tentunya kami berharap dapat mempertahankan gelar juara umum yang telah didapat pada JUMBARA edisi sebelumnya," ujar Wildan selaku ketua kontingen PMR WIRA SMA Negeri 1 Moga.

"Tentunya dalam mempertahankan gelar juara bukanlah hal yang mudah dan butuh usaha yang lebih maksimal dan semangat yang tinggi" ujar Gaby sebagai salah satu anggota PMR WIRA SMA Negeri 1 Moga.

Sebagai bukti usaha kontingen SMA Negeri 1 Moga, mereka sebagai peserta yang terpilih telah mempersiapkan segala hal termasuk devile yang ditampilkan pada upacara pembukaan. Devile yang ditampilkan oleh kontingen SMA Negeri 1 Moga mengangkat tema kebudayaan lokal yakni Sintren dan Ebeg.

Sintren merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari pesisir utara Pantai Jawa Tengah dan Jawa Barat. Selain gerakannya, tarian ini juga, terkenal dengan unsur mistis karena adanya ritual khusus untuk pemanggilan roh atau dewa. Sedangkan Ebeg adalah bentuk kesenian tari daerah Jawa Tengah yang menggunakan boneka kuda yang terbuat dari anyaman bambu dan kepalanya diberi Ijuk sebagai rambut.

Konsep tersebut dibawakan melalui pakaian dan atribut yang dipakai oleh kontingen PMR WIRA SMA Negeri 1 Moga, mereka memilih seorang maskot yang berpakaian seperti pemeran sintren dan menggunakan atribut kuda lumping sebagai pengiring maskot sintren tersebut.

Konsep yang diambil menunjukan kepedulian dan ketertarikan generasi penerus muda dari SMA Negeri 1 Moga terhadap kebudayaan lokal guna memperkenalkan kebudayaan Indonesia agar generasi muda di Indonesia selalu menghargai dan menghormati kebudayaan lokal di Indonesia. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline