Lihat ke Halaman Asli

Rembulan Permata

Mahasiswa Trisakti School of Management

Visi Tanpa Aksi Adalah Halusinasi

Diperbarui: 13 Agustus 2021   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pemimpin visioner | sumber : finansialku.com

Visi atau vision bisa diartikan sebagai sebuah pandangan dalam jangka panjang yang ingin dicapai oleh perusahaan ataupun organisasi. Setiap organisasi pasti memiliki tujuan yang harus dicapai. Visi dan misi inilah yang menjadi tolak ukur untuk mencapai kesuksesan dan kemajuan perusahaan. Sehingga dalam praktiknya, perusahaan memiliki dasar dalam membuat kebijakan dan aturan untuk kepentingan perusahaan maupun karyawan.

Pandangan ini tidak hanya dimiliki oleh perusahaan atau organisasi. Negara kita Indonesia pun juga memiliki visi dan misi pastinya, agar negara ini memiliki tujuan kedepan dan tidak ketinggalan dengan negara lainnya.

Indonesia berntung punya pemimpin seperti Soekarno di awal berdirinya bangsa ini. Kemampuannya untuk melihat dan melampaui jamannya patut dihormati. Beliau adalah orang yang visioner. Orang-orang seperti ini biasanya mempertimbangkan masa lalu dan memperhitungkan masa kini ketika menyusun rencana. Pemimpin visioner akan sangat memberikan manfaat bagi orang-orang dibawahnya. Mereka memiliki semangat, kekuatan, kemauan, dan pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Beliau berhasil meletakan dasar-dasar konstruksi yang kokoh bagi negeri ini. Relevan digunakan, bahkan ketika era saat ini sudah berubah jauh dibandingkan era beliau. Tidak hanya di sisi ideologi, namun juga pembangunan infrastruktur. Gelora Bung Karno (GBK) adalah bukti nyata yang bisa kita lihat hingga sekarang. GBK merupakan salah satu yang terbesar di dunia saat itu. Saingannya adalah stadion di negara-negara maju. Padahal saat itu umur Indonesia masih sangat muda, sekitar 18 tahun.

GBK | Sumber : detik.com

Di balik pembangunan besar-besaran stadion GBK, pastinya ada pro dan kontra. Pembangunan GBK kala itu banyak menuai kritikan karena dianggap sebagai pemborosan, sedangkan keadaan saat itu adalah rakyat masih banyak yang belum sejahtera. Memang akan sangat sulit jika harus menuruti jutaan isi kepala. Tidak jarang sebuah keputusan ditentang oleh banyak orang yang tidak cocok dengannya.

"Ini semua bukanlah untuk kejayaanku, semua ini dibangun demi kejayaan bangsa. Supaya bangsa ku kelak akan dihargai oleh dunia." Begitulah pembelaan Bung Karno kala itu, yang Ia tulis dalam buku biografinya yang berjudul "Penyambung Lidah Rakyat". Ini semua terbukti di masa sekarang. Indonesia selalu banjir pujian setelah berhasil menggelar event akbar berskala internasional di GBK, seperti Asian Games 2018.

Bisa anda bayangan jika saat itu Bung Karno tidak jadi membangun GBK ? dan lebih mendengarkan kritik rakyat dibandingkan mengeksekusi gagasnnya yang visioner itu ? Indonesia mungkin tidak akan diketahui oleh dunia. Namun setelah era tersebut, apakah ada pembangunan yang dipersiapkan untuk menjawab tantangan puluhan tahun kedepan. Mungkin ada, tapi tidak banyak. Kebanyakan mandek sampai tahap perencanaan saja. Eksekusinya selalu gagal dan terlalu banyak pertimbangan. Terlalu banyak mengukur factor resiko, dan akhirnya tidak pernah terealisasi.

Bung Karno mewujudkan kata kata "visi tanpa aksi adalah halusinasi" karena beliau bukan hanya memiliki rencana, namun cepat dalam bergerak. Walaupun menuai pro kontra, namun aksinya ini membuahkan hasil yang luar biasa untuk Indonesia dalam waktu jangka panjang.

"Jangan menunggu; tidak akan pernah ada waktu yang tepat. mulailah dimanapun anda berada, dan bekerja dengan alat apapun yang anda miliki. Peralatan yang lebih baik akan ditemukan ketika anda meangkah" --Napoleon Hill

Apa gunanya rencana yang hebat tanpa aksi ?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline