Lihat ke Halaman Asli

Kala Itu

Diperbarui: 28 Februari 2024   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Taman Surya Coffe Shop

Pada hari itu aku memutuskan menggunakan pena yang telah lama aku taruh dalam lemari. Tapi, aku lupa dimana menaruh kunci pintu itu. 

Akupun termenung bingung harus menggunakan cara apa untuk membukanya, perlahan aku coba menarik pintu itu tapi tetap tidak bisa terbuka karena belum menemukan kuncinya. 

Aku berusaha mengingatnya tapi belum sama sekali ingat dimana dulu aku menaruhnya. Terdiam lama sampai aku teringat bahwa aku mempunyai saudara yang ahli kunci (spesialis kunci). Langsung saja aku telfon dia sebut saja namanya Ahlan.

"lan kamu bisa kesini engga? Aku butuh bantuan buat buka pintu tapi kuncinya hilang, bisa engga perbaikinya?" tanpa basa basi ahlan pun menjawab siap langsung otw kerumahku.

Tak berselang lama ahlan pun tiba.

"di mana mas lemarinya yang mau diperbaiki?" ahlan pun bertanya kepadaku

"disana lan ayok ikut aku mengikuti garis yang berwarna merah ini sampai ke titik terakhir" akupun mengajak ahlan menuju tempat lemari itu berada.

"Mas ini kenapa rumah sepi banget memangnya keluarga mas pergi kemana?" ahlan tiba-tiba bertanya melihat keaadaan rumah yang sepi tanpa orang satupun.

"biasa dek lagi pada bepergian semua, jadi tinggal aku sendirian menjaga rumah ini." Akupun menjawab pertanyaannya yang cukup aneh itu.

Kami terus berjalan yang pada akhirnya sampai ke ujung garis berwarna merah ini bertanda bahwa telah sampai pada tempat lemari itu berada. Aku melihat gerak gerik ahlan aneh ketika melihat kearah lemari itu.

            "mas ini lemari apaan? Kok kayaknya modelan kuno banget?" ahlan pun bertanya kepadaku tentang lemari yang sudah cukup kuno itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline