[caption id="attachment_276164" align="aligncenter" width="479" caption="doc news.detik/"][/caption]Warung lesehan yang ada di Kecamatan Paciran, Lamongan, milik Nurhasim, Senin dini hari (sekitar 03.00 WIB), didatangi 2 pemuda yang berboncengan menggunakan sepeda motor. Mereka bukan datang untuk makan, melainkan langsung mengambil bendera Merah Putih yang terpasang di depan warungnya.
Setelah mengambil bendera, mereka begitu saja; akan tetapi beberapa jam kemudian, bendera Merah Putih, yang diambil paksa tersebut, telah terpasang dengan dipenuhi coretan-coretan, (lihat foto di atas).
Bendera Merah Putih tersebut, telah dikerjain oleh tangan-tangan vandal, dan berisi palu arit, bulan bintang, salib, bintang segi lima; dan juga ada tulisan tangan dengan spidol hitam, Yang Kuinginkan Hanya Kemerdekaan dan Aku tak butuh bendera ini.
Kontan saja Nurhasim melakukan gerak cepat, melaporkan ulah vandalis terhadap salah satu lambang dan tanda kewibawaan negara tersebut.
Menurut, Wakapolres Lamongan, Kompol Yudistira kepada wartawan mengatakan, karena Nurhasmim tak mau dituduh macam-macam, sehingga melapor ke pihak yang berwajib. Polisi, kemudian mengamankan bendera tersebut ke Mapolres Lamongan.
Siapa mereka!? mudah-mudah cuma anak muda usil, vandalis, dan iseng-iseng nekad, serta nyari sensasi; atau cuma preman mabok, yang tak tahu mau buat apa, maka mereka isi kegiatan subuhnya dengan ngawur.
Tetapi, jika mereka itu adalag bagian dari pelaku teror-teroris, Lamongan gitu lho, maka hal tersebut, merupakan sesuatu yang sudah mencapai tingkat kurang ajar. Jelas-jelas para pelaku sudah menunjukan penolakan terhadap NKRI, sekaligus perlawan serta pemberontakan terhadap kewibawaan negara.
Jika memperlajari catatan dan arsip google, maka tak sedikit orang-orang muda asal Lamongan yang terjerumus ke dalam aksi-aksi teror-terorisme, oleh sebab itu, aparat keamanan harus cepat menelusuri siapa pelakunya.
Bisa jadi, insiden Merah Putih itu, merupakan tanda-tanda atau sebagai pesan bahwa mereka, para teroris itu, masih eksis; dan siap melakukan aksi-aksi teror.