Lihat ke Halaman Asli

Relly Jehato

Senang Menulis

Wow, Ada Sogokan Terkait Award yang Diterima SBY?

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa waktu lalu, seorang member di salah satu chat group BlackBerry memposting ungkapan kejengkelan seseorang melalui jejaring sosial Facebook atas pemberian dan tawaran uang kepada mayarakat Indonesia yang mau datang dalam acara penerima penghargaan World Statesman Award untuk SBY.

Saat membacanya, saya kurang yakin kalau informasi itu valid. Saya malah cenderung menganggapnya hoax. Namun, sepenggal informasi tersebut ternyata kemudian dikonfirmasi dan diperkuat oleh berita yang diturukan Tempo.co berjudul “Pendukung Award untuk SBY Dibayar US$ 100”, Senin, 03 Juni 2013 (baca di sini).

Ternyata, ada mahar untuk sekitar 60 orang yang menyambut kedatangan Presiden SBY dengan melambai-lambaikan bendera merah putih dan bertepuk tangan sambil bersorak saat acara penerimaan award. Seorang pemuda yang turut menyambut SBY mengaku mereka diberi uang US$ 100 per orang. Mereka juga mendapatkan fasilitas antar-jemput dari kediaman ke Hotel Pierre.

Menanggapi informasi ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tenne mengatakan kabar dukungan berbayar itu tidak benar. "Itu hanya rumor, tidak benar," kata Tenne, sebagaimana dikutip Tempo.co.

Kepastian dan kebenaran adanya mahar ini tentu saja masih memerlukan pembuktian dan konfirmasi lebih lanjut. Hanya saja, informasi ini semakin mengurangi bobot dan nilai dari award yang diterima SBY. Apalagi beberapa waktu lalu, sebagian elemen masyarakat Indonesia telah menolak dengan keras penghargaan ttersebut.

Mungkin saja SBY dan orang-orang sekelilingnya ingin memberi kesan bahwa kehadiran orang-orang yang turut menyambut SBY dalam acara award itu menjadi representasi dari dukungan terhadap penghargaan yang diterima SBY. Hanya saja, saya kira itu merupakan langkah blunder. Sebab caranya sudah keliru. Masa harus dengan menyogok?

Lebih memprihatinkan lagi, ternyata penghargaan yang diberikan ACF sebetulnya tidak memiliki prestise di Amerika Serikat. Mungkin malah tidak dianggap penting. Hal ini bisa kita baca di artikel “Why Did Jewish Group Give Award to Indonesian Blamed for Fanning Hatred?” yang dimuat di portal “The Jewish Daily Forward” (baca di sini).

Masih ada sisi aneh lain dari pentghargaan ini. Dalam pernyataannya, The Appeal of Conscience Foundation mengungkapkan bahwa penghargaan kepada SBY merupakan sebuah dorongan agar pemerintahannya mampu mengembangkan hak asasi manusia, kebebasan beragama, dan kerja sama antar-agama di Indoensia.

Namun, Profesor Bidang Hubungan Internasional Universitas Boston, Jeremy Menchink mengatakan kalau konsepnya seperti itu, momen penyerahan penghargaan kepada SBY tidak tepat dan sudah terlambat, sebab masa pemerintahan SBY akan berakhir tahun 2014.

Dengan segenap kontroversi seputar award ini, apakah Presiden SBY masih dengan kepala tegap menganggap penghargaan ini sebagai hadiah atas prestasi dan prestise yang benar-benar riil dan bisa dipertanggungjawabkan nilai dan bobot olehnya? Entahlah....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline