Lihat ke Halaman Asli

rella sha

Domestic Goddess

Rubah Kertas, Mengubah Sampah Kertas menjadi Pantas

Diperbarui: 10 November 2024   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Instagram @rubahkertas 

Kata siapa selembar kertas tidak berarti?

Hanya karena ia tipis dan ringan, dianggap tidak akan menimbulkan masalah. Namun justru karena sangat bermudah-mudah dalam menggunakan kertas, sedikit demi sedikit limbahnya menumpuk. 

Bayangkan jika miliaran manusia di bumi masing-masing membuang satu lembar kertas saja, maka jumlah sampah kertas menjadi seimbang dengan jumlah manusia bumi. Bagaimana jika yang dibuang adalah puluhan bahkan lembaran kertas? Lihat di ATM, ada berapa ratus struk yang hanya dilihat kemudian diremas-remas dan dilempar ke tong sampah setiap harinya? 

Fix. Sampah tidak hanya limbah organik, tidak hanya botol plastik, tidak hanya sisa makanan, tidak hanya kemasan-kemasan bekas. Berdasarkan data dari The World Counts, sampah kertas telah mengambil 26% bagian di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di dunia. Sementara di Indonesia sendiri, berdasarkan data pada Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) kertas/karton berkontribusi sebanyak 11.7% dari total keseluruhan sampah.

Dan saat tulisan ini dibuat, 359 juta ton lebih kertas diproduksi di seluruh dunia di mana angkanya terus berjalan. 'Produktivitas' ini berkontribusi besar pada deforestasi yang merupakan masalah utama lingkungan saat ini, bahkan energi dan air yang dibutuhkan untuk memproduksi kertas dua kali lipat besarannya daripada memproduksi kantong plastik. Belum lagi kalau bicara soal limbah dan polusinya. 

Fakta yang lebih kompleks lagi bahwa penyumbang limbah kertas berasal dari industri, rumah tangga, perkantoran, komersil, dan pendidikan, dengan kata lain hampir semua sektor kehidupan menghasilkan sampah kertas. Jenis sampahnya pun beraneka ragam antara lain karton, kertas hvs, kertas kraft, kertas berlapis plastik, dan kertas tisu. 

Meski konsep paperless sudah banyak digaungkan, nyatanya belum mencapai perubahan signifikan terhadap kontribusi sampah ini. Sehingga para pegiat lingkungan tidak hanya bersuara untuk mengurangi pemakaian kertas dan menggalakkan 3R (reduce, reuse, recycle), tapi juga berkontribusi konkrit dalam menyelesaikan masalah limbah kertas ini. 

Sayangnya, kurangnya akses informasi recycling membuatnya sulit diikuti masyarakat sehingga sampah-sampah ini masih terus berserakan. 

Rubah Kertas, Aksi Nyata Peduli Sampah Kertasmu

Salah satu pegiat muda lingkungan hadir dari Indonesia. Inisiatif Rubah Kertas lahir di tangan Afifah Luthfiyah Hanum, seorang mahasiswi Teknik Lingkungan Universitas Indonesia melalui kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2018. 

Mengubah sampah kertas menjadi kertas yang bisa dipakai kembali memang bukan hal yang baru, tapi Afifah mewujudkan sebuah socio-preneur yang fokus pada penanganan sampah kertas menjadi karya kreatif yang tidak hanya reusable, tapi juga estetik sehingga menambah value untuk menjadi sebuah bisnis. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline