Lihat ke Halaman Asli

Perhatian dari Bapak

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1378179891148591277

Saya mau share tentang sosok bapak saya, yang sedang heboh jadi 'bulanan-bulanan' di media sosial. Dari begitu banyak sifat baiknya, saya ingin membahas salah satu sifat beliau yang paling berkesan, yaitu: perhatian. Saya masih ingat betul ketika suatu hari, saya mendapatkan jadwal kuliah pagi pukul 07.00,  pada saat yang sama kebetulan bapak masih nonaktif (padahal sudah terbukti tidak bersalah sama sekali). Hanya saja, pagi itu saya bangunnya terlalu siang. Seharusnya pukul 06.30 sudah berangkat dari rumah dan itu artinya harus sudah siap-siap dari sebelumnya. Akan tetapi, pagi itu saya baru bangun jam pukul 06.15. Hehe... Saya pun bergegas menyiapkan diri untuk kuliah. AlhamduliLlah, bapak membantu menyiapkan bekal makan, soalnya pasti tidak akan sempat kalau harus sarapan terlebih dahulu. Akhirnya, berangkatlah saya menuju kampus pukul 06.50 dari rumah. Walaupun saya pikir pasti telat, saya tetap berangkat dengan mengendarai motor. Karena sudah sadar akan telat, saya memacu motor tersebut dengan kecepatan tinggi. Tak disangka, ternyata di tengah perjalanan menuju kampus, rantai motornya PUTUS! Saat itu rasanya saya mau nangis: sudah telat, pake acara rantai motor putus lagi! Saya pun kebingungan. Sambil setengah mau nangis, saya menelepon bapak untuk meminta bantuan. Tidak lama kemudian, bapak muncul sambil mengendarai motor. Saya tidak tahu itu motor siapa, mungkin minjem motor tetangga. Hehe... Yang pasti, ketika bapak datang, rasanya tuh terharu banget, 'Ya Allah, terima kasih...' Pernah lihat superheroes yang ada di televisi kan? Yang kalau datang, ada efek angin-angin gitu. Nah, ini persis kayak gitu. Akhirnya, saya diminta bapak buat memakai motor yang bapak baru saja dibawa olehnya. Sedangkan motor yang dibawa oleh saya, yang rantainya putus, biarkan diurus oleh bapak. Sebenarnya saya tidak tega membiarkan bapak mengurus motor tersebut sendirian, tetapi bapak ngotot untuk mengurusnya sendirian karena saya harus kuliah pagi itu. Sepanjang perjalanan sampai ke kampus, saya rasanya terharu banget. Saya tersentuh dengan sikap bapak yang benar-benar mau berkorban demi anaknya. Saya terharu sampai tak bisa menahan tangis. Hanya saja, tentu saja saya tidak bilang ke bapak kalau waktu itu saya menangis. Ya iyalah, gengsi dong. Hehe... Ini secuil kisah tentang bapak saya. Jadi, wajar dong jika saya membela bapak saya, karena beliau sudah banyak berkorban untuk saya, anaknya. Kalau kalian ingin tahu sifat asli seseorang, cukup tanya saja ke orang-orang yang 24 jam membersamainya. Karena pasti orang-orang tersebut tahu sifat-sifat baik dan buruknya. Bagi saya, semua sikap yang bapak tunjukkan itu adalah bentuk perhatian beliau terhadap anaknya. Saya tidak pernah sekalipun mengharapkan harta berlimpah maupun fasilitas mewah. Memangnya itu semua untuk apa? Hanya kebahagiaan sesaat bagi saya. Kebahagiaan hakiki itu muncul ketika kita merasakan perhatian dan kasih sayang dari orang yang kita cintai Terima kasih untuk bapak, atas perhatian yang tampak maupun yang tersembunyi. Do'a ananda selalu menyertai perjuangan bapak. --- Ditulis oleh Nurul Afifah, anak pertama dari Achmad Ru'yat yang sedang kuliah di IPB.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline