Lihat ke Halaman Asli

Pengusaha dan Politik 2014

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: projectingindonesia.com

[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="sumber: projectingindonesia.com"][/caption] Reformasi 16 tahun silam telah membawa banyak perubahan dalam sistem sosial dan politik di Indonesia. Kebebasan dalam mengemukan pendapat adalah buah dari reformasi yang paling kentara. Munculnya pengusaha – pengusaha ke dunia politik menunjukkan adanya perubahan sistem dalam partai.

“Jika dulu ketua umum partai yang diusung menjadi Capres atau Cawapres, kini pengusaha yang memiliki potensi juga bisa maju sebagai Capres dan Cawapres,” kata Arya Fernandes, pengamat politik dari Charta Politika seperti yang dikutip dari okezone.com.

Tahun politik 2014, banyak pengusaha dalam negeri yang terjun ke dunia politik: CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (Hanura), Bos Jawa Pos Dahlan Iskan (Demokrat), Bos Ancora Capital Gita Wirjawan (Demokrat), Bos Lion Air Rusdi Kirana (Demokrat), dll.

Terjunnya pengusaha – pengusaha tersebut dalam panggung demokrasi tahun ini patut diapresiasi. Artinya partai politik sudah terbuka dan mau menerima potensi sumber daya manusia dari luar partainya. Kompetisi bursa Capres semakin banyak dan opsi pilihan publik pun semakin banyak.

Kompetensi pengusaha – pengusaha di atas tentu sudah teruji. Hary Tanoe berhasil membangun dan membawa perusahaannya go internasional. Dan membuat Indonesia dilirik oleh investor – investor asing. Kiprahnya dalam negeri juga cukup besar dalam hal penyerapan tenaga kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Keberhasilan itu bisa menjadi modal untuk membangun ekonomi Indonesia ke depan.

Pengusaha – pengusaha tersebut adalah orang – orang yang sangat mapan dalam finansial. Ini sangat penting dalam politik. Seperti yang dikatakan politikus Golkar, Indra Jaya Piliang, “Bisa membiyai politik sendiri itu klop dengan demokrasi. Sebelum terjun ke politik, harus mapan dulu secara finansial.”

Tanpa maksud sedikitpun meragukan dan mengecilkan kesempatan bagi yang belum mapan, pendapat yang dikemukan Indra J Piliang diatas benarlah adanya. “Jika tidak, maka bisa menggunakan jabatannya untuk melakukan tindak pidana korupsi,” tandasnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline