Lihat ke Halaman Asli

Pindah Rumah Lagee..???

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk keluarga yang berasal (atau dilahirkan dan besar) dari pulau jawa dan harus tinggal di luar jawa pada saat ini merupakan hal lumrah.  Pertama dari sisi jumlah penduduk, populasi penduduk indonesia lebih dari separuh diam di jawa.  Kedua dari sisi tersedianya lapangan kerja, besarnya luas geografis indonesia dikuasai mayoritas oleh pulau-pulau luar jawa yang memungkinkan untuk tumbuhnya usaha yang berkaitan dengan penguasaan sumberdaya alam (tambang, minyak dan gas, perkebunan, kehutanan, dll) dan usaha yang terkait dengan pelayanan masyarakat kota.  Berpindah dari kota yang satu ke kota lain, pindah rumah karena habis kontrak , atau mutasi didalam perusahaan sudah jadi hal biasa.

Kami adalah salah satu yang mengalaminya.  Pada  1 Mei 2006 keluarga kami mengharuskan pindah rumah dari rumah kontrakan lama ke rumah kontrakan baru.  Di rumah sebelumnya kami sudah menempati selama 4 tahun pada saat anak kami masih di SD. Mereka berumur 8 tahun dan 11 tahun. Rencana kepindahan kami ke rumah baru menyebabkan kegaduhan bagi anak-anak.  Mereka protes atas rencana kepindahan ini dengan alasan sudah betah di rumah sekarang, takut kehilangan dengan teman-temannya, merasa ada kesulitan untuk mencari teman baru.

Di dekat rumah kontrakan baru kami sebenarnya cukup banyak anak-anak seusia mereka yang bisa diajak berkenalan.  Kehidupan di lingkungan kami yang baru juga cukup tenang dan nyaman, karena agak sembunyi (ujung jalan buntu yang hanya ada 3 rumah, masuk 100 meter dari jalan besar).  Selain karena alasan mencari suasana baru, kepindahan kami bertujuan untuk membuat anak-anak  dapat konsentrasi belajar.  Di lingkungan lama banyak anak-anak dibiarkan orangtuanya bermain diluar rumah tanpa pandang waktu.  Hanya  waktu sekolah mereka belajar.  Sehingga saat diberi "pengumuman" rencana pindah rumah mereka keberatan : "Pindah rumah lagee..???", kata yang besar.  Adiknya bilang :"susah pa nyari temen baru !!"

Waktu berjalan terus dan tak terasa sudah beberapa kali anak-anak kami pindah rumah.  Pada akhirnya mereka mau belajar dan mencoba  bergaul dengan teman-teman barunya.  Anak yang besar saat ini sudah cukup berani mendatangi teman mayanya yang tinggal di Yogyakarta dan Jakarta untuk 'copy darat' tanpa ditemani.  Dia sekarang tinggal di Denpasar dan masih belajar hidup sendiri.  Adiknya juga tidak mau kalah, katanya mau keluar dari rumah jika nanti menginjak SMA. O ya, kedua anak kami laki-laki.  Buat kami tidak soal untuk mereka memutuskan sendiri arahnya mau kemana.  Orangtua hanya melihat dari belakang untuk menjaga arah perjalanan mereka ke tempat yang benar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline