Lihat ke Halaman Asli

reksabuana

Sandaran Digital Dan Tumpu Bacaan

Meleburlah Aku

Diperbarui: 4 Juni 2020   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(fotopribadisaya)

Setiap Malam Menanti Yang tak Kunjung Setiap waktu
Tergantungkan Nafas - nafas
Yang Dekat Kematian
Kemanapun Arah Angin Berhembus? Rasa Ini Bertubi - tubi Atas Dasar Hati Yang Terdalam
Kupuisi Kan Rindu Ini Kepadamu
Walau Kau tak melihat RAGA KU
Melayang - layang 

57101655-196947374612163-8006425673809788928-n-5ed86215d541df245b233e02.jpg

PUISI : PELIPUR

 

Entah dia siapa,
Namun dia bisa mengubahnya? Bahagia hatiku selama dia bahagia
Terkandang indah didepan
buruk dibelakang
Aku tak sedang patah hati? Namun engkau tidak tau? Sejak ufuk ditimur barat....
Sejak khayal disisi fikir.....
Sejak rona merah Diwajahmu...
Seketika Angan - angan terbawa angin
Membayangkan sambil terdiam dan tersenyum, ingin slalu didekat didekapmu

Silahkan kau coba bila nirwana penuh sandiwara? Pastilah Kecewa
Biar kupahat dalam batu bila tak percaya
Sering kali hati termasuki
Sering kali dia bohong berkata jujur
Sering kali dia mengungkap padahal bisu

Aku? Gelap
Aku? Kelam
Aku? Dosa
Aku? Sunyi
Aku? Diam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline