Dalam kehidupan duniawi, rasanya jarang ada orang yang pura-pura miskin, kecuali kepepet. Kalau yang berlagak kaya, jumlahnya mungkin tidak terhitung. Contohnya mudah dilihat di media sosial.
Dalam platform pertemanan di dunia maya itu, bertebaran manusia-manusia yang menyembunyikan status ekonomi yang sebenarnya. Kaum ini, doyan pamer segala sesuatu yang dianggap bisa mengangkat derajatnya, padahal pada kenyataannya, jauh dari apa yang dibayangkan orang.
Jika kelakuan Anda demikian, bisa jadi Anda adalah seorang social climber. Giancarlo De Luca, PhD., seorang penulis jurnal, dikutip dari situs klikdokter, menyatakan, pada dasarnya setiap manusia adalah social climber.
Tapi bila sudah dipaksakan dan menjadi gaya hidup, itu menjadi tidak baik. Berusaha tampil selalu glamor, padahal uang tidak seberapa, akan membuat seorang social climber menggunakan berbagai cara untuk memuaskan keinginannya.
Senada dengan De Luca, psikolog Roslina Verauli, MPsi, yang dilansir dari detikheatlh mengatakan, para social climber ingin berada di tingkat sosial yang lebih tinggi agar mendapat pengakuan yang menjadikan kehidupan sosialnya kelihatan berhasil. Untuk itu, individu tersebut akan rela melakukan apa saja.
"Lambat laun cara hidup yang demikian akan berdampak pada masalah finansial. Ingin mendapatkan kehidupan layaknya orang kaya, namun pada kenyataannya tidak demikian. Ujungnya akan kesulitan sendiri," jelas Vera.
Hingga saat ini, social climber belum bisa diindikasikan sebagai salah satu bentuk gangguan kejiwaan. Namun, bagaimana pun juga, menjadi diri sendiri tetaplah pilihan yang bijaksana, agar terhindar dari berbagai masalah yang tidak perlu terjadi, di kemudian hari.
*Tulisan ini sudah pernah dibuat di law-justice.co
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI