Lihat ke Halaman Asli

Reissa Anindita Prasetya

Mahasiswa di Universitas Sumatera Utara

Adaptasi Masyarakat pada Era Society 5.0

Diperbarui: 31 Oktober 2022   15:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Society 5.0 adalah keadaan masyarakat (kemanusiaan) yang memanfaatkan teknologi yang ada pada era sebelumnya (Zaman Revolusi 1.0 hingga 4.0). Dalam Society 5.0 ini, 3 individu menjadi subjek (pengguna) dan teknologi sebagai objek (penggunaan). Sebagai pengguna, manusia dapat mengelola penggunaan teknologi sehingga dapat berdampak positif bagi dirinya dan orang lain. Dampak positifnya antara lain dapat meningkatkan kehidupan manusia, mempermudah waktu, mempermudah kegiatan dan meminimalkan biaya. Meskipun teknologi memiliki banyak efek positif, teknologi juga dapat menimbulkan banyak efek negatif, seperti membuat orang "malas" dalam beraktivitas, mengurangi semangat berpikir, dan menyebabkan ketergantungan yang berlebihan terhadap teknologi (mendekati kecanduan). Oleh karena itu, diperlukan sikap yang benar terhadap penggunaan teknologi, dan sikap yang benar ini dapat dicapai melalui pendidikan.

Kehidupan sosial di era Society 5.0 sangat perlu untuk memasukkan pertukaran ide-ide ini. Komunikasi yang berlangsung di era ini tidak perlu lagi tatap muka. Keadaan ini membuat gestur dalam berkomunikasi sedikit banyak berkurang. Juga, ekspresi dapat dikurangi. Hanya ada ide dan gagasan yang tidak bisa direduksi dalam penyebaran implementasi era ini. Komunikator harus memperkuat pemikiran dan gagasan ini ketika menyampaikan pesan kepada penerima.

Dengan membawa konsep komunikasi ke dalam konteks penjelasan yang aplikatif ini, saya kira akan sangat membantu kita untuk merancang cara-cara penyampaian informasi yang efektif, efisien dan optim Selanjutnya, penerapan ide dan gagasan dalam pertukaran ini tentunya tidak hanya dalam kehidupan bermasyarakat, tetapi juga dalam konteks lembaga, lembaga dan lembaga yang saat ini menerapkan metode WFH (work from home), PJJ (pembelajaran jarak jauh). , atau kegiatan lain seperti ini akan sangat membantu dalam memahami dan memahami konsep dan diskusi dari komunikasi ini. Nah, sekarang pertanyaannya adalah apa yang kita lakukan jika pikiran dan ide berakhir pada pertukaran. Tugas kita adalah menafsirkan informasi dalam komunikasi. Penafsiran pesan ini dimaksudkan untuk menghindari miskomunikasi antara pengirim pesan dan penerima pesan.

Terkadang kita dibingungkan oleh kata, kalimat, atau simbol bahasa tertentu yang dimaksud oleh orang lain dalam berkomunikasi. Karena manusia adalah hayawan an-natiq (binatang yang berbicara), keterampilan berbahasa yang digunakan dalam berbicara (berkomunikasi), dan keterampilan berbahasa yang ditunjang kodratnya sebagai manusia (makhluk mental), tentu mengandung lusinan, bahkan ribuan makna. jenis tujuan. Ungkapan "apa yang kamu bicarakan?" mewakili setidaknya situasi di mana seseorang gagal memahami ketika menafsirkan makna lawan bicara.

Milenial dan Generasi Z, sebagai pemain utama di Society 5.0, kemudian akan berusaha untuk meningkatkan perekonomian bangsa dan memecahkan masalah sosial dengan bersaing dengan teknologi ultra-cutting. Milenial saat ini perlu bekerja untuk lebih mengenali potensi mereka dalam berbagai pilihan karir yang tersedia. Pendekatan yang berpusat pada orang di Society 5.0 membutuhkan pemimpin dengan karakter yang kuat, serta kemampuan bahasa asing selain bahasa Inggris.

Dari hulu hingga hilir literasi teknis (literasi digital) hingga kemampuan mengungkapkan ide-ide inovatif melalui keterampilan menulis. Konsentrasi menjadi kunci bagi generasi milenial untuk menghadapi ekosistem Community 5.0. Di Indonesia, semakin banyak generasi milenial yang akan menjadi wirausahawan sosial dan wirausahawan teknologi.

Dalam menyambut kemunculan ekosistem Community 5.0, banyak pemimpin muda Indonesia yang memiliki kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang luar biasa perlu dihubungkan dalam ekosistem yang positif. Ekosistem yang mengikutsertakan anak muda Indonesia yang berhak menciptakan karya untuk kepentingan orang lain. Pemberdayaan berarti bahwa generasi muda berusaha untuk mengembangkan minat dan bakatnya serta mewujudkan potensi yang dimilikinya sebesar-besarnya. Ide dapat muncul dan dimulai di mana saja, baik itu aplikasi, item, teks, lagu, atau kata. Indonesia pencetak startup ke lima terbesar di dunia, ada sebanyak 2074 startup tercatat per Maret 2019 (Startup Ranking 2019).

Berkarya berarti mengukir prestasi dengan produktivitas karya, menjaga kearifan lokal, memiliki pola pikir konstruktif, sikap kontributif, dan jiwa kolaboratif dalam mengambil peran untuk lingkungan sekitar. Berkarya dalam konteks milenial saat ini adalah dengan cara menunjukkan kepedulian ke pada sesama melalui kehadiran inovasi, serta lebih kreatif dan bijak memanfaatkan internet, produksi konten bermutu, menggunakan produk lokal dalam negeri, melestari kan nilai budaya dengan aktivitas program berkelanjutan, memanfaatkan potensi daerah dan kearifan demi produk lokal yang bernilai.

Nah adapun beberapa tips dan beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam menyesuaikan ekosistem pada era society 5.0 ini. Yang pertama, tumbuhkan kesadaran akan pentingnya literasi. Sangat banyak sekali manfaat yang bisa kita rasakan ketika kita telah menumbuhkan kesadaran untuk berliterasi, diantaranya wawasan akan semakin luas, informasi yang kita dapatkan semakin banyak, dan kita tidak akan tertinggal zaman.Yang kedua, sering-seringlah membaca dan menulis segala sesuatu di sosial media, saat ini kita berada di era 4.0 yang mana semua kegiatan kita didampingi dengan teknologi, mulai dari pendidikan, kesehatan, sosial, politik, dan lain sebagainya.Begitu pula dengan keseharian kita yang tidak terlepas dengan teknologi salah satunya yaitu handphone, maka maksimalkan aktivitas kita manfaatkan aktifitas kita dengan teknologi, seperti mencari informasi di google ataupun di Instagram dan lain sebagainya.Yang ketiga, galakanlah gerakan literasi bersama keluarga, karena gerakan literasi bersama keluarga merupakan sebuah gerakan untuk membaca dan menulis yang dilakukan oleh keluarga, seperti orang tua, anak, dan lain sebagainya.Gerakan ini sangat efektif diterapkan di dalam keluarga untuk meningkatkan dan menumbuhkan literasi.Apalagi keluarga merupakan sekolah pertama terhadap kehidupan anak-anaknya, yang mana yang literasi modal utama yang harus diterapkan di dalam keluarga.Yang keempat, maksimalkan lah peran perpustakaan apalagi perpustakaan digital.Perpustakaan merupakan tempat kumpulan buku-buku begitu pula dengan perpustakaan digital yang bisa kita gunakan kapan saja, dan dimana saja.Yang kelima, perbanyaklah berdiskusi dengan orang sekitar, dengan berdiskusi kita akan bertukar informasi dan berinteraksi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline