Lihat ke Halaman Asli

Kongres Rakyat Banten 2014 ditumpangi Kepentingan Politik?

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada hari Senin  24 Maret 2014, Banten untuk kedua kalinya mengadakan Kongres Rakyat Banten. Kongres ini seakan menjadi sebuah kebiasaan dari masyarakat-masyarakat Banten ketika ada persoalan besar di Banten. Kongres Rakyat Banten pertama diadakan pada 5 Desember 1999 sebelum pembentukan Provinsi Banten pada 2000 lalu dengan hasil menjadikan Banten sebagai Provinsi pada satu tahun setelahnya. Lalu apa yang dihasilkan dari Kongres  Rakyat Banten pada tahun 2014 ini? Tunggu, kita jangan langsung ke ujung dari acara "kebiasaan" ini, tapi kita lihat acara ini secara menyeluruh.
Pada Kongres Rakyat Banten I pada tahun 1999, kongres ini bertujuan untuk menyatukan faksi-faksi yang berkelahi dalam isu Pembentukan Provinsi Banten. Kongres ini bukan hanya menghasilkan kesatuan dari masyarakat Banten, tapi juga menghasilkan sebuah daera otonomi baru yang bernama Banten. Usaha Banten sejak tahun 1963 akhirnya menjadi kenyataan. Kongres Rakyat Banten pada tahun 1999 sukses membuat Banten menjadi pihak yang mengangkat kepala dihadapan Jawa Barat yang dianggap tidak menganggap Banten. Maka Kongres Banten tahun 1999 menghasilkan lahirnya Provinsi Banten pada tahun 2000.

Tapi itu dulu, bukan sekarang. Mengapa dikatakan demikian. Akan dijelaskan dalam paragrah selanjutnya.

Kongres Rakyat Banten 2 ini memiliki agenda untuk menjadikan Banten sebagai daerah otonomi yang bersih dari hal-hal korupsi, kolusi, nepotisme. Pertanyaan yang penting dan akan ditanyakan adalah, mengapa Kongres Rakyat Banten ke-2 ini baru diadakan sekarang? Bukan sejak jauh-jauh hari. Kenapa Kongres ini baru diadakan ketika Ratu Atut sudah berada dalam cengkraman KPK dan ayah dari Ratu Atut sudah meninggal. Politiskah?

Para tokoh Banten yang datang pun beberapa merupakan tokoh-tokoh yang kalah dengan Atut dalam pemilihan sebagai Gubernur. Katakanlah ada Ali Yahya dan Mardini. selain pihak yang kala oleh Atut, ada pula pihak yang sedang diam-diam mengincar posisi Banten 1 yaitu Rano Karno. Apakah Kongres Rakyat Banten ini merupakan sebuah usaha kampanye gratis kepada masyarakat awam Banten dari pihak-pihak yang sedang memancing di air keruh.

Tak hanya pihak-pihak yang hadir, acara inipun seakan "kebetulan" dekat dengan Pemilu 2014. Kebetulan belaka atau memang direncanakan? Apalagi, ada berita yang menggambarkan bahwa masyarakat Banten kecewa dengan Kongres Rakyat Banten 2014 ini karena hasil kongres hanya berupa rekomendasi yang bersifat normatif tanpa ada solusi konkret.

Lalu apakah tujuan sebenarnya dari Kongres Rakyat Banten 2014 ini? Sebuah gerakan perubahan untuk Banten atau hanya sebuah panggung politik bagi pihak-pihak kelaparan yang melihat kursi Gubernur kosong.

Sumber

http://www.gatra.com/nusantara-1/jawa-1/49530-kongres-rakyat-banten-ii-hadiahi-rano-karno-7-rekomendasi.html

http://www.merdeka.com/peristiwa/mahasiswa-kecewa-kongres-rakyat-banten-tak-membahas-ratu-atut.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline