Lihat ke Halaman Asli

Lunturnya Kultur Jawa Seiring Berjalannya Zaman

Diperbarui: 11 Februari 2023   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://akcdn.detik.net.id/

Rasa bangga akan melestarikan budaya bangsa kurang tertanam dalam generasi muda. Budaya bangsa, khususnya budaya Jawa perlahan dilupakan oleh generasi muda. Sudah tidak heran lagi, hal tersebut dapat perlahan-lahan dapat melupakan budaya Jawa sendiri. Entah sadar atau tidak, jika budaya bangsa tidak dijaga dengan baik maka kita akan kehilangan budaya tersebut.

Banyak faktor penyebab generasi muda sekarang tidak tertarik menyentuh budaya Jawa sendiri. Hal tersebut dapat terjadi karena terlalu pesatnya perkembangan Zaman saat ini. Di zaman seperti saat ini, mungkin generasi muda merasa gengsi karena harus melestarikan budaya mereka sendiri. Selain itu, perkembangan IPTEK lebih mendominasi di Zaman ini. Karena teknologi yang kian maju dan berkembang, membuat para anak muda lebih tertarik pada kemajuan IPTEK. Ketika mereka sudah terperosok dalam dunia digital, akan sulit menarik mereka kembali untuk melestarikan budaya Jawa.

Untuk kultur Jawa sendiri, jika tidak ditanamkan dalam hidup anak muda perlahan akan mulai lutur. Mungkin saat ini, generasi muda sudah jarang terlihat mendalami kultur Jawa. Mereka malah menanamkan hidup yang bertolak belakang dari kultur Jawa. Kadang mereka menunjukkan sikap-sikap yang kurang sopan dan kasar. Hal itu bukan merupakan penerapan kultur Jawa yang notabene dikatakan bahwa kultur Jawa itu Sopan dan halus.

Dalam gaya berbicara pun terlihat bahwa generasi muda zaman sekarang kurang mendalami bahasa Jawa krama dengan baik dan benar. Mereka cenderung membuka diri untuk belajar bahasa bangsa lain. Sebenarnya baik juga jika kita mampu belajar bahasa asing. Namun apakah kita tega untuk meninggalkan bahasa daerah kita sendiri?

Selain dari gaya bahasa dan bicara, perilaku dalam menyikapi budaya luar. Anak muda sekarang, lebih membuka diri untuk menggunakan badaya luar. Budaya luar lebih mendominasi kehidupan anak muda di zaman ini. Menurut mereka para muda, lebih menarik menghidupi budaya luar daripada mendalami kultur Jawa.  Sudah jarang terlihat orang muda yang mampu mendalami kultur Jawa.

Terbawa oleh arus teknologi juga menjadi salah satu faktor yang membuat generasi muda sekarang meninggalkan kultur Jawa. Di zaman seperti ini, banyak tren baru yang muncul. Mereka mudah terpengaruh oleh tren masa kini. Mereka ingin terkenal lewat tren tersebut dan juga lewat media sosial. Zaman akan terus berkembang, tren-tren baru akan terus bermunculan. Jika dibiarkan, perlahan kultur Jawa akan menghilang.

Selain terbawa arus oleh tren-tren modern tersebut, generasi muda juga mudah terpengaruh oleh pergaulan. Sekalinya mereka salah pergaulan, mereka dapat terjerumus dalam tindakan yang bertolak dari kultur Jawa. Dari kekerasan, pembunuhan, pencurian, seks bebas dan masih banyak lagi efek pergaulan bebas yang mengakibatkan lunturnya kultur Jawa. Hal tersebut dapat terjadi jika salah pergaulan, kurangnya pemahaman dan perhatian dari keluarga. Peran orang tua sangat dibutuhkan di sini. Mereka harus memberi pemahaman tentang kultur Jawa pada generasi muda, terlebih bagi mereka yang hidup dalam lingkup tanah Jawa sendiri.

Kurangnya pemberian informasi dan pemahaman tentang Kultur Jawa juga menjadi salah satu faktor yang membuat anak muda sulit untuk belajar dan juga menghidupi kultur Jawa. Sebenarnya jika ada seminar-seminar tentang hebatnya kultur Jawa bagi kehidupan, mungkin akan membuat anak muda tergerak hatinya untuk melestarikan kultur Jawa. Sekolah zaman ini khususnya di daerah Jawa masih ada beberapa yang menggerakkan siswa untuk mau melestarikan budaya Jawa sendiri. Usaha-usaha tersebut akan membuat anak muda semakin membuka diri untuk melestarikan kultur Jawa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline