Reinhart Christopher Junjungan (21) mahasiswa program studi S1 Universitas Diponegoro baru-baru ini selesai menjalankan program kerja KKN. Beliau memetakan sebaran dan memodelkan kepadatan bangunan permukiman di Kelurahan Jatisari.
Data spasial bangunan permukiman yang dipetakan bersumber dari kanal data spasial opensource OpenStreetMap. Data tersebut kemudian diletakkan di atas peta administrasi kelurahan. Setelah di-convert menjadi format points, Reinhart menggunakan plugin QGIS count points above polygon. Angka di tabel atribut kemudian menunjukkan jumlah bangunan di atas daerah permukiman. Jumlah bangunan tersebut kemudian dibagi dengan luas permukiman di wilayah studi untuk menghasilkan angka kepadatan bangunan.
Hasil model permukiman menunjukkan bahwa permukiman di Kelurahan Jatisari tidak memiliki kepadatan yang masuk ke dalam taraf kumuh menurut RP2KPKP (>100 unit/ha). Sebagian besar wilayah permukiman di Kelurahan Jatisari memiliki kepadatan rendah (<80 unit/ha). RW 8 merupakan satu-satunya kawasan permukiman dengan taraf kepadatan sedang (80-100 unit/ha). Studi ke depannya diharapkan dapat melihat tren dan memproyeksi kepadatan bangunan di Kelurahan Jatisari ke depannya sebagai upaya pencegahan timbulnya permukiman kumuh.
Gambar 2: Peta Semarang Permukiman dan Model Kepadatan Bangunan Kelurahan Jatisari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI