Di tulisanku kali ini, aku hendak mengemukakan lembaran kejujuran berikutnya, mengapa harus jujur? Ini menyangkut kisah tentang Pakde Kartono, Kompasianer selebritis milik Kompasiana yang sampai detik ini masih sangat aktual dibahas kasus terakhirnya, kasus yang menghebohkan dunia blogger tanah air, khususnya di blog keroyokan tercinta ini.
Pembahasan dengan berbagai sudut pandang, dengan tema yang sama sudah dilakukan oleh para Kompasianers mulai dari yang gaya bahasa & ulasan ringan sampai dengan analisa yang super mendalam sesuai dengan karakter para Kompasianers, dan seperti biasanya aku yang kupdet dengan kemampuan seadanya harus kucoba mengikuti arus pembahasan yang terkadang ntah-lah apakah masih bisa kukejar atau tidak.
Lantas apa hubungannya Pakde Kartono dengan MALING?, Yang jelas dan pasti di siang hari ini, diantara ratusan bahkan puluhan ribu aksi kejahatan bermoduskan maling yang sedang dijalankan di tanah air, tertangkapnya satu orang pemuda (satu lagi, berhasil kabur) yang berusaha memasuki rumah tinggal sebuah kawasan pemukiman, sudah membawa kegembiraan tersendiri bagi warga perumahan tersebut. Mulai dari yang hanya ingin melihat si maling, yang terlibat menangkap si maling secara langsung atau yang hanya ikut-ikutan meramaikan tontonan live tersebut semuanya serentak bersorak. Ini ceritaku tentang maling, ada unsur fenomena aktual untuk dibagikan kepada teman-teman Kompasianers. Itu saja.
Siapakah kamu, RH? Sebagian Kompasianers mulai berpikir untuk menangkap maksud dan isi tulisanku, sebagian lagi mulai mencoba menduga-duga apakah aku termasuk kelompok yang mau aman-aman saja, super cuek dan tidak peduli dengan kasus heboh Pakde Kartono (PK), atau masuk kelompok para haters PK, atau kelompok yang mengusung PK=GT, atau mengusung PK bukan GT seperti pengakuan Pakde Kartono sendiri di tulisannya, atau kelompok yang hanya wait and see dengan penuh pertimbangan atau ini termasuk murid goblok si PK yang masih mencoba membela-bela gurunya yang sudah jelas-jelas terungkap identitas sebenarnya di balik foto palsu profile picture.
Menjadi Kompasianers yang sudah terdaftar sejak lima tahun yang lalu, jauh sebelum PK hadir dan eksis di Kompasiana, memang tidak ada hubungannya sama sekali, aku jujur, ‘ku akui PK dengan segudang tulisannya memiliki pengaruh yang begitu luasnya, begitu lebarnya, dan sangat menyentuh kedalaman hati milik pribadi pembaca Kompasiana dengan tema-tema ringan ala PK.