Lihat ke Halaman Asli

Reidnash Heesa

Mohon Tunggu....

Melanjutkan (Bukan) Kampanye Hitam: Presiden Pilihan Rakyat atau Presiden Pilihan Kita

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14017004191916211765

[caption id="attachment_327042" align="aligncenter" width="360" caption="http://nasional.inilah.com"][/caption]

Ini hanya opini. Membaca tulisan teman-teman di Kompasiana tentang politik, terkadang amat menggelitik hati. Bukan bermaksud menjadikan cerita politik sebagai cerita dagelan , kenyataannya beda penafsiran oleh berbagai kelompok menimbulkan banyak versi tentang cerita jagoan Capres kita, belum lagi cerita yang di-bumbui dengan embel-embel kampanye hitam. Psssst ! katanya sudah masuk kategori hardcore, ancaman keras-pun sudah mulai di-ujicoba-kan, sanksinya jelas : blokir akun, jadi masih berani melanjutkan?

Nomor Satu atau Dua

Ini isu yang masih hot hingga siang ini. Masing-masing pasangan Capres dan Cawapres sudah mendapatkan nomor urut untuk maju ke Pilpres 9 Juli mendatang. Disini ngga akan dibahas tentang kreativitas masing-masing tim sukses untuk merangkai kata-kata menjadi kalimat dan memadukannya dengan nomor hoki tersebut. Bagaimanapun juga kisah tentang nomor di mata rakyat akan selalu terlihat lebih menarik bila dibandingkan dengan pembahasan program kerja berkepanjangan. Selain buat mata mengantuk, sudah-lah tak ngerti, sok tau pula, komentar si kawan.

Baik atau Kurang Baik

Mencoba menelusuri rekam kisah kehidupan pribadi sang Capres juga sudah menuai isu kontroversial. Sisi-sisi hidup yang baik atau kurang baik di-ekspos secara (terkadang) berlebihan untuk menaikkan jumlah simpatisan menjelang Pilpres sudah dilakukan. Kalo ngomongin orang, ya wajib membahas tentang kekurangan-kekurangannnya, kenapa? Bukan rahasia lagi bagi kita lebih mudah membahas kejelekan orang daripada kelebihannya. Suasana obrolan pun lebih hidup, belum lagi kalo ditemani secangkir kopi. Jadi ingat waktu masih kecil nonton film Power Rangers, selalu ada pemeran antagonis di setiap alur cerita yang adz, ngga bakalan deh dia jadi rangers kalo semuanya baik-baik saja bukan? Pastinya sebagai seorang anak, lebih seru nonton film tersebut daripada mendengar narasi berita (duh ! serupa nih mendengar pembahasan njlemet tentang program kerja, visi misi, dan sejenisnya)

Pilihan Rakyat atau Pilihan Kita

Kita adalah rakyat, dan sebaliknya rakyat adalah kita. Sebentar lagi pesta demokrasi akan usai meninggalkan se-tumpuk tugas & tanggung jawab untuk para pemimpin kita. Boleh ditanya, seberapa besar pengetahuan rakyat kecil tentang persoalan pelik negeri ini? Rakyat sudah jelas tau, tapi sesungguhnya tidak mengerti kecuali para kaum terdidik, yang menjelma menjadi wakil-nya rakyat dengan slogan membela kepentingan rakyat melalui kendaraan partai, katanya. Ada yang menyelutuk, bukan-kah Pak Prabowo Presiden Pilihan Rakyat dan Pak Jokowi Presiden Pilihan Kita? Tanpa argumen yang berkepanjangan, silahkan komentari apa saja. Ratusan juta jumlah penduduk Nusantara, dengan latar belakang output pendidikan yang berbeda. Negeri ini menjunjung tinggi kesatuan di antara ragam perbedaan. Demokrasi memberikan kebebasan tapi bukan tanpa batas. Pola kampanye hitam sudah mengakar kuat di masyarakat, menjadi budaya kita? Beradat-kah kita? Ohh, kalo kita ngaku ber-adat, masi beranikah kita menjelek-jelekkan orang lain dengan nuansa penuh isu SARA? Atau kita hanyalah sebagian besar komunitas yang tak tau diri ? Tidak mengenal diri, dan tak punya identitas diri yang jelas ?

Ini hanya opini, mencoba mengungkap fakta dari hati. Siapapun kita, para kaum terdidik, dengan beragam profesi mulai dari pendidik, budayawan, rohaniawan, mereka yang menamakan diri sebagai pelajar, penulis, pengacara, aktris, aktivis khususnya pejabat yang terlibat politik praktis selalu terpanggil untuk memberikan pendidikan politik yang lebih baik lagi, yang jauh lebih berbobot lagi kepada generasi saat ini dan seterusnya.

Indonesia pasti bisa bangkit dari keterpurukan yang ada, karena negeri ini dipenuhi oleh orang-orang yang hebat. Jaya-lah selalu, Indonesia-ku.

Salam Indonesia Raya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline