Lihat ke Halaman Asli

Rehuli Purba

Mahasiswa Hukum

PENGGUNAAN TEKNOLOGI BAGI MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN SDGs 8.0

Diperbarui: 15 Oktober 2024   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

  • Pembangunan berkelanjutan adalah suatu upaya dengan tujuan internasional untuk memperbaiki kehidupan menjadi lebih baik dengan menitikberatkan pada beberapa poin penting. Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) adalah kesepakatan global yang mendorong perubahan menuju pembangunan berkelanjutan berbasis Hak Asasi Manusia dan kesetaraan, guna mendukung pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Setiap dekade, Perserikatan Bangsa-Bangsa menciptakan rumusan tujuan Pembangunan Global yang Berkelanjutan dalam rangka menciptakan dunia yang lebih baik. Sebelumnya, PBB telah merumuskan Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals -- MDGs) pada tahun 2000 sebagai pedoman panduan pembangunan global selama periode 2000- 2015. Pada bulan September 2015, PBB dan perwakilan dari 193 negara mendeklarasikan Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Suistainable Development Goals (SDGs) yang merupakan program yang melibatkan semua negara terkait untuk mencapai pembangunan global berkelanjutan dalam 15 tahun ke depan. Tujuan ini menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan keadilan untuk semua, dan membangun akses kelembagaan yang efektif, akuntabel, dan inklusif di semua tingkatan. SDGs adalah program global yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Suistainable Development Goals (SDGs) memiliki 17 tujuan dan 169 target, yang salah satunya adalah Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak.

  • Di Indonesia sendiri terdapat konsep pembangunan nasional yang juga memiliki relasi yang sama dengan pembangunan internasional SDGs. Perencanaan pembangunan nasional adalah proses penyusunan rencana-rencana pembangunan jangka panjang, menengah, dan tahunan yang diselaraskan dengan visi, misi, dan arah kebijakan pemerintah. Sasaran perencanaan pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, mengurangi kemiskinan dan ketimpangan, memperkuat demokrasi dan hukum, mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah, serta melestarikan lingkungan hidup. Strategi perencanaan pembangunan nasional adalah untuk membangun ekonomi yang kompetitif, inklusif, dan berkelanjutan; memperkuat sumber daya manusia yang sehat, cerdas, produktif, dan inovatif; membangun infrastruktur yang berkualitas, terintegrasi, dan merata; memperkuat pelayanan publik yang responsif, akuntabel, dan transparan; serta membangun tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, dan bersih. Pertumbuhan ekonomi berperan penting dalam menekan angka kemiskinan dan ketimpangan dimasyarakat. Pertumbuhan ekonomi adalah terjadinya pertambahan/perubahan pendapatan nasional (produksi nasional/GDP/GNP) dalam satu tahun tertentu, tanpa memperhatikan pertumbuhan penduduk dan aspek lainnya. Menurut Alvin Franata (2022), Ada empat pilar strategis yang dirumuskan oleh Agenda Pekerjaan Layak, yaitu:
  • Hak Di Tempat Kerja (Right at Work)
  • Pekerjaan Penuh dan Produktif (Full and Productive Employment)
  • Perlindungan Sosial (Social Protection)
  • Dialog Sosial (Social Dialogue)

Pada tahun 2008 dalam Konferensi Statistik KetenagakerjaanInternasional (International Conference of Labour Statisticians) ke-18, ILO merumuskan sebuah kerangka Indikator Pekerjaan yang Layak. Kerangka tersebut memuat sepuluh unsur utama, yaitu kesempatan kerja, pendapatan yang cukup dan pekerjaan yang produktif, jam kerja yang layak, menggabungkan pekerjaan, keluarga, dan kehidupan pribadi, pekerjaan yang harus dihapuskan, stabilitas dan jaminan pekerjaan, kesempatan dan perlakuan yang setara dalam pekerjaan, lingkungan kerja yang aman, jaminan sosial, dan dialog Sosial, representasi pekerja dan pengusaha. Korelasi antara "pekerjaan yang layak dengan pertumbuhan ekonomi" dan urgensi mengangkat topik peran kewarganegaraan terhadap SDGs 8.0 terletak pada peran warga negara dalam mendorong tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 8.0 yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta kesempatan kerja yang layak bagi semua. Dengan demikian, mengangkat topik peran kewarganegaraan dalam konteks SDG 8.0 menjadi penting karena keterlibatan warga negara, baik dalam bentuk kontribusi tenaga kerja maupun partisipasi dalam kebijakan publik, adalah salah satu pendorong utama untuk mencapai tujuan tersebut.

          Pada era modernisasi dan globalisasi 5.0, kebutuhan akan teknologi digital menjadi salah satu dari kebutuhan primer pada masyarakat modern. Pemanfaatan teknologi digital dalam mendukung pencapian SDGs dan Pembangunan nasional  Implementasi teknologi digital dalam upaya pencapaian SDGs telah mendapatkan perhatian khusus. Dalam era ini, mahasiswa sebagai generasi digital native memiliki keunggulan dalam memahami dan mengadopsi teknologi baru dengan cepat. mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang aktif dalam menciptakan inovasi dan solusi baru dalam dunia digitalisasi yang terus berkembang ini. Dengan memanfaatkan teknologi digital, mahasiswa diharapkan mampu untuk meningkatkan Kesadaran masyarakat mengenai pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak serta membuka dialog antarwarga masyarakat dalam mengatasi masalah yang ada.

          Sebagai mahasiswa, kita harus dapat mengelola informasi di Internet dan memanfaatkannya untuk menciptakan solusi dari suatu permasalahan. Dalam hal ini yaitu adalah menemukan solusi dari minimnya kesadaran masyarakat akan tujuan pembangunan berkelanjutan pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak untuk menekan angka kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya tujuan pembangunan nasional ini dengan memanfaatkan teknologi digital, diantaranya yaitu:

  • Kampanye Media Sosial
  • Mahasiswa dapat mempromosikan SDGs 8.0 dengan melakukan kampanye di Media sosial dengan strategi yang menarik dan efektif mungkin dengan mencantumkan informasi, fakta, dan cerita inspiratif terkait perdamaian, keamanan, dan pentingnya kelembagaan yang kuat. Infografi dan video pendek yang menarik dapat menjangkau masyarakat lebih luas dari segala usia. Misalnya, kampanye 'Kita Bisa' yang sudah dimulai sejak tahun 2013. Kampanye ini mendorong masyarakat untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) dengan memanfaatkan platform digital. Melalui media sosial dan website, kampanye ini memberikan informasi tentang cara memulai dan mengelola bisnis dengan asik.
  • Webinar dan Diskusi Daring
  • Webinar dan diskusi daring memainkan peran penting dalam mempromosikan Sustainable Development Goals (SDGs) 8.0. Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, pemberian edukasi dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya SDGs 8.0 dapat dilakukan dimanapun dan dapat menjangkau hingga ke seluruh daerah di Indonesia.
  • Dengan melakukan kegiatan webinar dan diskusi online secara berkala oleh mahasiswa dapat membuka dialog antarwarga masyarakat untuk ikut terlibat dalam mewujudkan pembangunan nasional.
  • Konten Interaktif

Dengan mengadakan kuis online, polling dan survey, permainan daring yang menedukasi, dan berbagai kegiatan interaktif lainnya dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat mengenai kesadaran akan pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak untuk menekan angka kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan 8.0.

  • Kolaborasi dengan Organisasi
  • Untuk menwujudkan SDGs 8.0 (pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak) juga dibutuhkan kemitraan dengan berbagai sektor. Bekerja sama dengan lembaga non-pemerintah atau organisasi internasional untuk menyebarkan informasi dan melaksanakan program-program terkait kemitraan dalam mencapai SDGs 8.0. Misalnya, Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar, seperti Unilever dan Coca-Cola, untuk menyelenggarakan program pelatihan keterampilan bagi masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kerja dan mendorong kewirausahaan. Kemitraan ini berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar.

Dengan memanfaatkan teknologi, alat, dan situs digital, mahasiswa dapat turut aktif dalam menjangkau masyarakat luas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak untuk menekan angka kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan.

Teknologi digital memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan oleh mahasiswa dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak. Teknologi digital menawarkan peluang yang signifikan bagi mahasiswa untuk berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak. Dengan memanfaatkan berbagai platform digital, mahasiswa dapat mengedukasi masyarakat mengenai dampak positif dari pekerjaan yang layak terhadap pengurangan kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan.

Dengan memanfaatkan media sosial, webinar, dan aplikasi interaktif, mahasiswa tidak hanya dapat menjangkau audiens yang lebih luas, tetapi juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam percakapan mengenai isu-isu ketenagakerjaan dan ekonomi. Inisiatif ini dapat membantu membangun pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menciptakan lapangan kerja yang inklusif dan berkelanjutan.

Melalui kampanye media sosial, webinar, dan program pelatihan, mereka dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan menyampaikan informasi yang relevan. Keterlibatan aktif mahasiswa dalam inisiatif ini tidak hanya memperkuat pemahaman masyarakat tentang isu-isu ekonomi, tetapi juga membangun keterampilan dan pengalaman yang berguna bagi pengembangan diri mereka sendiri. Dengan kolaborasi yang tepat dan strategi yang inovatif, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan inklusif. Dengan demikian, keterlibatan mahasiswa dalam penggunaan teknologi digital tidak hanya berkontribusi pada peningkatan kesadaran, tetapi juga berfungsi sebagai katalis untuk perubahan positif dalam masyarakat, mendorong terciptanya lingkungan yang lebih adil dan sejahtera.

Referensi:

Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: UPP

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline