Mahasiswa/i Semester 1 dari Program Studi Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University mengadakan seminar yang mendatangi beberapa Sekolah Menengah Atas yang ada di Jakarta. Melalui acara ini, para Mahasiswa/i memperkenalkan cara kepemimpinan yang berbeda yaitu melalui musik. Conovess : Conductor Of Success adalah nama acara yang diselenggarakan pada hari Jum'at(20/09) di SMAN 62 Jakarta Timur dan hari Kamis (31/10) di SMA Perguruan Cikini Jakarta Selatan. Program ini membahas tentang kepemimpinan, melatih problem solving, dan mengenalkan Program studi Komunikasi Digital dan Media serta Sekolah Vokasi di IPB University.
Sementara itu, program CONOVESS ini bertujuan untuk membimbing Siswa/i pada kedua sekolah tersebut untuk menumbuhkan rasa kepemimpinan yang dimana persertanya itu adalah Siswa/i yang mengikuti ekstrakulikuler musik atau Band. Alasan audiens yang berisi siswa/i dari Band sekolah tersebut karena tema yang kami bawakan berhubungan dengan musik. Selain itu, program ini juga membagikan pengalaman kepemimpinan dalam bidang musik yang di miliki oleh salah satu Mahasiswi yang menjadi pemateri di program CONOVESS ini, sehingga para audiens dapat termotivasi untuk mempunyai rasa kepemimpinan dalam bidang musik.
Acara ini berstruktur oleh tiga Mahasiswa/i yaitu, Raysita Anjani sebagai Ketua pelaksana sekaligus bagian divisi Humas , Rehinka Althalia Ashari sebagai Sekretaris dan divisi Acara, dan Fajar Amry Saputra sebagai Bendahara sekaligus divisi Dokumentasi. Acara ini berlangsung selama satu jam tiga puluh menit yang dimana isi dari acara ini ada pembukaan, lalu ada sesi materi yang di isi oleh Raysita Anjani selaku ketua pelaksana. Pada sesi ini, Raysita membagikan pengalamannya dalam hal kepemimpinan di bidang musik dan memotivasi para siswa/i dari materi yang di sampaikan Isi dari materi ini memaparkan tentang Apa itu Leadership, dan disini seorang konduktorlah yang menjadi contoh dalam kepemimpinan di musik. "Konduktor itu kerjanya cuman gerakin tangan, gapake main alat musik. Tapi, perannya itu penting disebuah kelompok musik karena kalo ga ada konduktor, kelompok itu ga akan bisa satu irama atau ketukan yang sama." Ujar Raysita Anjani.
Selain itu, Raysita juga menjelaskan bahwa menjadi pemimpin itu harus rendah hati dan mempunyai "Nothing to lose mindset". Raysita juga memberikan pengalamannya pada saat SMA yaitu megikuti Lomba Musikalisasi Puisi Piala HB Jassin Tingkat Provinsi yang diselenggarakan di Teater Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta. "Waktu itu sebenernya iseng doang ikut Lomba itu, sampe kita take video masih pake seragam sekolah dan kita take nya lesehan di studio musik sekolah. Kita kaya bodo amat lah mau lolos apa enggak. Dan ternyata kita bisa lolos di lomba tersebut" Ucap Raysita saat menceritakan pengalamannya dalam menerapkan pemikiran "Nothing to Lose" kepada para siswa/i.
Acara ini berjalan dengan lancar di kedua instansi tersebut. Para siswa/i di kedua sekolah nampak menyimak materi dan pengalaman yang Raysita bagikan. Pada sesi studi kasus, pada siswa/i terlihat adanya kerja sama tim yang dimana harus memecahkan masalah bersama-sama dan menyampaikan solusi yang telah mereka temukan perkelompoknya. Dari adanya diskusi itu, para siswa/i belajar rela mengambil resiko serta keputusan yang berkaitan dengan sikap yang diperlukan oleh seorang pemimpin.
Hasil yang di dapatkan dari acara CONOVESS ini ialah membangkitkan rasa kepemimpinan serta hal-hal yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin untuk para siswa/i SMAN 62 Jakarta dan SMA Perguruan Cikini. Dan adapun hasil bagi para tim dari acara CONOVESS ini yaitu mempromosikan almamater yang dibawa yaitu Program studi Komunkasi DIgital dan media, Sekolah Vokasi, dan juga kampus IPB University.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H