Lihat ke Halaman Asli

Rehat Jeliyansah

IPB University

Manajemen Stress dan Kesejahteraan Keluarga Single Mother

Diperbarui: 29 April 2024   18:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels.com

Penulis: Azinuddin Atras, Zulkifli Arya Purnama, Rehat Jeliyansah, Muhammad Rasyid Assidiq, Jasmine Grace Windrose

Dosen Pengampu: Dr. Ir. Lilik Noor Yulianti, MFSA dan Dr. Megawati Simanjuntak, S.P., M.Si 

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB University.

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode wawancara secara tidak langsung dengan memanfaatkan aplikasi google form yang disebar pada berbagai platform. Diperoleh bahwa terdapat lima orang responden yang tersebar di berbagai daerah  seperti kota Bogor, Riau,Bali dan sekitarnya. Respondennya yaitu seorang single mother pada keluarga. Kelima   narasumber memiliki karakteristik yang beragam baik dari segi umur, banyaknya  tanggungan, pendapatan maupun pengeluaran bulanan dan seberapa lama telah menjadi single mother. 

Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa pada kelima responden sebanyak 80% jarang merasa stress yang diakibatkan oleh tanggung jawabnya sebagai orang tua tunggal di dalam keluarga. Diketahui bahwa lama waktu sudah menjadi seorang orang tua ibu tunggal mempengaruhi tingkat stress yang dirasakan oleh seorang single mother.

Menurut Hasanah dan Widuri (2014) seorang ibu single parents terganggu kesehatan mental dan fisiknya karena duka mendalam akibat kehilangan pasangannya. Seorang single mother diharuskan menjalani peran ganda dalam keluarga, tidak hanya menjadi seorang ibu tetapi juga bagaimana menggantikan sosok seorang ayah dalam memberikan contoh kepemimpinan dan urusan mencari nafkah untuk keluarganya. 

Menurut Primayuni (2019) masalah yang  timbul bagaimana seorang single parents mother harus dapat menyelaraskan kebutuhan  keluarga dengan pendapatan yang dimilikinya, pendidikan dan kebutuhan hidup yang diperlukan oleh keluarga membuat seorang ibu harus bekerja lebih giat tanpa kenal lelah untuk dapat mencari uang. Hal tersebut merupakan contoh masalah internal yang terdapat pada keluarga single parents, namun terdapat masalah eksternal yang bersumber dari masyarakat sekitar. Masyarakat tentunya memiliki pandangannya sendiri terhadap seorang single mother, seorang ibu harus berkompeten untuk dapat mengasuh anaknya yang akan mempengaruhi sikap dan kepribadian dari anak-anaknya.

Dari data penelitian yang kami peroleh dominan responden merasa sangat puas terhadap kesejahteraan emosionalnya sebagai seorang single mother dengan persentase sebesar 60% lalu diikuti dengan perasaan puas sebanyak 20% dan sisanya 20% memiliki perasaan kurang puas terhadap kesejahteraan emosinya sebagai seorang ibu pada keluarga single parents. 

Namun, diperoleh jawaban yang beragam mengenai bagaimana mereka membutuhkan bantuan dalam pengelolaan stressnya dimana 60% merasa memerlukan bantuan sedangkan 40% nya dirasa tidak membutuhkan bantuan dalam pengelolaan stress. Banyak faktor yang menyebabkan seorang ibu pada orang tua tunggal merasakan stress. 

Dari kebanyakan faktor yang ada, faktor keuangan bukanlah menjadi suatu hal yang membuat seorang ibu merasakan stress. Menurut Hasanah dan Widura (2014) seseorang yang mampu menjaga emosinya maka akan berpengaruh terhadap kondisi fisik, hubungan dan tingkah lakunya. Individu yang mampu dalam mengontrol, merasakan dan mengekspresikan emosinya dengan sangat baik hal ini disebut sebagai regulasi emosi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline