Sisi Gelap Pendudukan Jepang: Kekejaman Sistem Romusha dan Polemik yang ditimbulkan
PENDAHULUAN
Masa pendudukan Jepang sering disebut sebagai garis pemisah dalam sejarah Indonesia modern. Politik pemerintah Jepang pada tahun itu dianggap penting memecahkan hubungan sosial tradisional pada tingkat lokal serta menyiapkan kondisi bagi terciptanya latar belakang revolusi nasional dan sosial tahun 1945-1949 (Nagazumi 1988:33).
Pengerahan tenaga rakyat oleh pemerintah pendudukan Jepang membuat dampak yang sangat menyengsarakan bagi rakyat Indonesia. Para pekerja romusha dipaksa bekerja sangat berat dalam pembangunan untuk kepentingan pasukan Jepang, seperti pembangunan jalur kereta api dan bunker bawah tanah di Indonesia maupun di luar negeri seperti di Burma (Myanmar). Hal ini menyebabkan kesengsaraan dan kematian karena kondisi kerja keras, tanpa makanan dan istirahat yang cukup, dengan medan yang berbukit dan hutan lebat, disertai perlakuan semena-mena dari pasukan Jepang. Pengerahan romusha menjadi sebuah keharusan, bahkan paksaan, yang membuat rakyat Indonesia menjadi sengsara.
PEMBAHASAN
Romusha merupakan kerja paksa yang dilakukan Jepang selama periode Perang Dunia II. Romusha berasal dari kata "ro" yang berarti buruh dan "musha" yang berarti prajurit atau tentara. Romusha adalah penduduk Indonesia yang dipaksa oleh pemerintahan pendudukan Jepang Untuk bekerja secara paksa dalam proyek infrastruktur, contohnya: membangun jalan, Pelabuhan, landasan pacu, serta proyek konstruksi lainnya.
Proses rekrutmen tersebut memanfaatkan strutur sosial dan pemerintahan yang terbentuk, terutama sejak culturstelsel yang mengelompokan wilayah tradisional menjadi kesatuan administratif desa yang di dalamnya terdiri dari lapisan stratifikasi orang berdasarkan kedudukan dan status sosialnya.
Dan pemerintahan Jepang juga mengiming imingi para penduduk dengan meningkatnya sandang,pangan dan papan.Proses perkrutan para pekerja juga melibatkan struktur pemerintahan yang sudah ada seperti:kepala dusun,kepala desa dan struktur pemerintahan yang lain.
Proses perekrutan tersebut bisa dikatakan sukses besar, banyak dari penduduk Indonesia yang bergabung dengan romusha,namun hal itu tidak sesuai dengan apa yang sudah dijanjikan oleh pemerintahan Jepang,banyak dari pekerja yang kemudian tidak digaji dan bahkan mereka juga tidak diberikan makanan.
Hal ini membuat kondisi fisik para pekerja Romusha menjadi sangat terpuruk dan mulai menimbulkan masalah Kesehatan seperti kekurangan gizi,busung lapar,munculnya berbagai penyakit bahkan berujung kematian.