Lihat ke Halaman Asli

Rehal Alaur Rahman

Mahasiswa Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Perbedaan Politik Uang yang Terjadi Saat Pemilu di Indonesia dan Amerika

Diperbarui: 15 Juli 2024   11:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemilihan umum di Indonesia dan Amerika Serikat merupakan fenomena yang kompleks, dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi politik yang memainkan peran penting dalam proses demokrasi masing-masing negara. Salah satu perbedaan utama antara kedua negara adalah sumber pendanaan kampanye politik.

Di Amerika Serikat, kampanye politik sangat bergantung pada sumbangan pribadi dari individu, perusahaan, dan kelompok kepentingan khusus. Sistem ini didukung oleh regulasi yang relatif longgar, dengan persyaratan pengungkapan terbatas dan sedikit pembatasan terhadap dana kampanye. Dalam konteks ini, kelompok kepentingan khusus seperti serikat pekerja dan perusahaan memiliki pengaruh signifikan dalam menyokong kampanye politik dengan dukungan keuangan dan mobilitasi pemilih yang besar.

Di sisi lain, Indonesia menghadapi tantangan yang berbeda dalam ekonomi politik pemilu. Meskipun ada kerangka peraturan yang ada, seperti Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang bertugas mengawasi dan menindak pelanggaran, praktik politik uang tetap menjadi masalah serius. Dalam pemilihan terakhir, sekitar 62 juta pemilih terlibat dalam jual beli suara, yang menunjukkan adanya tantangan yang signifikan dalam memastikan transparansi dan integritas dalam proses demokrasi.

Dampak ekonomi politik pemilu juga berbeda di kedua negara ini. Di Amerika Serikat, pengaruh uang dalam politik dapat memberikan keunggulan signifikan bagi kandidat yang menerima dana kampanye lebih besar, melalui liputan media yang lebih luas, mobilisasi pemilih, dan pengaruh kebijakan. Sementara itu, di Indonesia, meskipun praktik politik uang hanya mempengaruhi sebagian kecil suara, dampaknya tetap cukup signifikan terutama dalam kompetisi antarpartai.

Kesamaan yang dapat ditemukan antara kedua negara adalah bahwa struktur dan regulasi keuangan politik masih menjadi tantangan, meskipun dalam konteks yang berbeda. Amerika Serikat dengan pendanaan swasta yang besar dan Indonesia dengan masalah maraknya politik uang menunjukkan bahwa masih diperlukan reformasi lebih lanjut untuk memastikan keadilan dan transparansi dalam proses demokrasi.

Dengan demikian, pemahaman mendalam tentang ekonomi politik pemilu di Indonesia dan Amerika Serikat tidak hanya memberikan wawasan tentang perbedaan sistem dan tantangan yang dihadapi, tetapi juga memunculkan pertanyaan tentang bagaimana reformasi dapat diperkuat untuk meningkatkan integritas dan partisipasi dalam demokrasi kedua negara.

Praktik politik uang juga sama-sama berpengaruh, ada kesamaan pengaruh yang dihasilkan dari praktik politik uang di kedua negara, di Amerika kelompok kepentingan sangat berperan dalam penggalangan dana untuk kampanye, sama halnya dengan di Indonesia. Dari segi regulasi kedua negara ini sejatinya sama-sama mengatur politik uang, namun di Indonesia, masih banyak kekurangan dalam pencegahan praktik politik uang karena ada prosedur pembuktikan yang dirasa cukup rumit dalam pengungkapan kasus. Di Indonesia Politik uang berperan besar terutama dalam kemenangan calon legislatif yang ada, dan ironinya hampir sekitar 33% masyrakat Indonesia terlibat dalam praktik politik uang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline