Lihat ke Halaman Asli

Hal Menarik dari Bang Aris

Diperbarui: 9 Desember 2023   16:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dok. Pribadi

Namanya Tarsisius Mbai, akrab disapa bang Aris. Dia lahir, kanak-kanak, remaja dan dewasa di Ketang, Desa Golo Tolang, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur. Sejak kecil, dia sudah suka membaca komik dan menggambar. Bakatnya terus diasah hingga saat ini.

Setamat dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Satu Poco Ranaka (SMKN 1 Poco Ranaka), bang Aris melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang. Dia lulus dari Universitas Nusa Cendana pada tahun 2020. Selama di bangku kuliah, dia terkenal aktif dan kritis. 

Setelah lulus dari Universitas Nusa Cendana Kupang, beliau pulang kampung. Di kampung, dia tampil berbeda dengan yang lainnya. Dia tetap tampil kritis dan mendobrak kemapanan. Dia selalu berpikir out of the box. Dia tetap berpegang teguh pada prinsipnya. Katakan benar jika itu benar dan katakan salah jika itu salah.

Gaya bicaranya yang "ceplas-ceplos" itu menjadikan sosok bang Aris kian otentik di Desa Golo Tolang. Dia tak peduli pencitraan. Dia tak pernah memikirkan algoritma media sosial yang memaksa seseorang untuk hanya berbicara hal popular. Dia genuine dan melihat substansi dari setiap argumentasi.

Gaya bicara beliau kembali mengingatkan saya pada sosok Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu sangat terkenal dengan ucapannya yang keras dan gaya bicaranya yang "ceplas-ceplos." Meskipun, konsekuensi dari gaya bicara yang seperti itu tidak mudah. Ahok harus mendekam di penjara karena kasus penistaan agama. 

Sementara itu, bang Aris harus menerima kenyataan yang kurang mengenakkan hati. Karena gaya bicara yang selangit dan berbelit-belit, dia diasingkan dari percakapan sosial. Dengan ucapannya yang penuh kata-kata Inggris, dia harus ditinggalkan oleh kawan bicaranya. Dia benar-benar merasa sepi ditengah keramaian.

Memang, konsekuensi yang diterima Ahok dan bang Aris dari gaya bicara yang keras dan tidak neko-neko itu berbeda. Tetapi, dalam diri kedua tokoh ini, kita melihat ada kesamaan prinsip yakni mereka berdua sama-sama berbicara tegas untuk kebenaran umum, kebaikan bersama dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Hal menarik lain dari bang Aris adalah cara beliau dalam menghadapi para pendebat. Dia selalu tenang dan santai ketika berdebat. Hal ini tidak terlepas daripada track record beliau selama menjadi mahasiswa Undana. Selama di bangku mahasiswa, dia benar-benar ditempah, diasa dan dibimbing dengan baik dan teliti.

Kini, dia sudah kenyang dengan asam dan garam perdebatan. Sejak masih menjadi Mahasiswa hingga di dunia kerja dia sering berdebat. Di kota Kupang, dia tak sekadar bertemu jodoh, tapi juga memperkaya pengetahuannya melalui interaksi dengan banyak pemikir-pemikir hebat Nusa Tenggara Timur.

Calon Kepala Desa Golo Tolang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline